Venomena.id – Sri Kurniati, warga Vila Indah Permai, Bekasi Utara, dengan bersusah payah membawa beban berat mendatangi Mapolres Metro Bekasi Kota untuk membuat laporan kepolisian terkait dugaan kelalaian medis yang dilakukan oleh oknum dokter RSUD Chasbullah Abdul Madjid
Demi keadilan anaknya, Sri Kurniati harus rela menggendong anaknya bernama Ahmad Syamil Alfazy (8), yang dalam kondisi lumpuh. Sang anak terlihat kosong pandangannya, anak tidak bisa berbicara, tertawa, bahkan menangis pun tidak meski tubuh anak diguncang saat digendongan.
“Ingin buat laporan polisi terkait kondisi anak saya usai mendapat penanganan medis di RSUD Kota Bekasi,” ujar Sri kepada awak media saat ditemui di balai wartawan Mapolres Metro Bekasi Kota, Selasa 14 Nopember 2023, sore.
Sang ibu yang seorang guru TK dan ayahnya sopir angkutan menceritakan bahwa anaknya mendapat perawatan di RSUD Kota Bekasi pada kurun bulan Juni 2022.
Korban menderita lumpuh berawal saat diajak pulang kampung ke Palembang. Dimana korban saat bermain tertabrak oleh sepeda motor yang mengakibatkan luka di bagian hidung. Tiga bulan kemudian korban merasa keseimbangannya berkurang dan sang ibu membawa ke IGD RSUD Kota Bekasi, oleh pihak rumah sakit diarahkan ke dokter anak, saat diruangan dokter anak korban terjatuh dari tempat tidur.
Korban kemudian dibawa keruangan PICU. Diruangan tersebut korban sempat kejang dan tidak berbicara, keesokan harinya korban tidak bisa berjalan. Ibu pun menanyakan kepada dokter akan tetapi justru mendapat marah dari dokter tersebut. Kondisi korban mengalami lumpuh usai mengkonsumsi obat Topamax, padahal sebelumnya normal sebelum masuk RSUD.
Melihat kondisi anak yang kian memprihatinkan, sang ibu Sri Kurniati, memilih tidak melanjutkan perawatan di RSUD yang sudah berjalan tiga bulan.
Hingga tahun 2023, anak masih dalam keadaan tidak mampu merespon aktifitas apapun disekitarnya. Anak tetap tidak bisa berdiri, berjalan, Syamil harus tetap digendong untuk beraktifitas.
Tak hanya itu Syamil juga masih belum bisa berbicara, tertawa, bahkan menangis. Pandangan Syamil kosong.
Syamil merupakan sosok santri yang disekolahkan di Pondok Tahfidz di wilayah Kabupaten Karawang, Jawa Barat.
“Saya ingin anak saya sembuh, normal seperti semula. Anak saya bawa ke RS ingin sehat mengapa jadi begini,” ujarnya terbata sambil menangis.
Kini kasus yang menimpa Ahmad Syamil Alfazy telah dilaporkan ke polisi dengan nomor pengaduan LP/B/3274/XI/2023/SPKT.SATREAKRIM/POLRES METEO BEKASI KOTA / POLDA METRO JAYA.
Korban melaporkan sejumlah tenaga medis yang diduga melakukan tindakan kealpaan dan dua orang oknum dokter RSUD Kota Bekasi inisial DSD dan CA.