Venomena.id – Dugaan money politik yang dilakukan tim pemenangan nomor urut 1 Heri Koswara-Sholihin kian jadi sorotan tajam. Aksi dugaan money politik tersebut dinilai publik tak mencerminkan sosok calon pemimpin bahkan dianggap sangat tidak mendidik.
Hal ini diungkapkan oleh Koordinator Revolusi Pemuda Bangsa (RPB) Willy Sadly, menurutnya, selain tidak mendidik, dugaan politik uang tersebut kontradiktif dengan gagasan calon Wali Kota Bekasi Heri Koswara yang selalu menyuarakan melawan praktik korupsi.
“Heri Koswara-Solihin selama ini menyampaikan gagasan untuk melawan korupsi, apabila terpilih. Tapi justru tim suksesnya di level terbawah diduga melakukan money politik untuk mendulang suara,” kata Willy Sadly dalam keterangannya, Rabu 16 Oktober 2024.
“Ini antara gagasan tentang pemerintahan dan upaya merebut kekuasaan yang dilakukan oleh pasangan nomor urut 1 Heri Koswara-Solihin sangat kontradiktif, karena ada upaya money politik yang dilakukan tim pemenangannya. Ini benar-benar sangat tidak mendidik,” ujarnya lagi.
Adanya dugaan praktek politik uang yang telah dilaporkan Ormas Grib Jaya ke Bawaslu Kota Bekasi, kata Willy, hal ini membuat masyarakat jengah dengan carut marut praktek politik uang yang sudah mewabah ke tingkat RT dan RW.
“Praktik money politik yang diduga dilakukan tim pemenangan 1 membuat saya khawatir apabila terpilih malah menghasilkan kepala daerah yang koruptif,” ujar Willy.
Oleh karena itu, Willy menegaskan, fenomena money politik yang sudah muncul dan mewabah hingga level paling bawah dengan melibatkan perangkat RW dan RT, Bawaslu Kota Bekasi diharapkan pro aktif, bukan bersifat pasif menunggu laporan.
“Buktikanlah bahwa Bawaslu itu punya taji dan marwah, dan Bawaslu punya tanggung jawab moral sangat besar, apabila Pilkada Kota Bekasi hilang martabatnya, Bawaslu salah satu institusi yang harus paling bertanggungjawab,” tandas Willy Sadly.
(rdk/rdk)