Venomena.id – Seorang Profesor dari Universitas Islam Indonesia (UII) kritisi hasil survey terhadap lembaga anti rasuah KPK yang dikeluarkan oleh Litbang kompas.
Hasil survei Litbang Kompas menempatkan citra positif KPK di atas lembaga penegak hukum lain. Hal ini pun memicu Profesor Doktor Mudzakir yang menganggap penilaian terhadap KPK bisa tinggi itu dari apanya.
“Yang dinilai itu apanya citra (KPK) itu tinggi?,” ujar Mudzakir didepan sejumlah awak media beberapa waktu lalu.
Mudzakir menambahkan, komisi rasuah ini hanya menangani masalah kecil. Baru menyentuh level kepala daerah. Tidak ada kasus kakap yang ditangani.
“Saya sedikit kurang percaya dengan hasil survei itu. Kalau melihat dari substansi pokok perkara di bidang hukum, Jaksa misalnya, itu yang di publik selalu dikatakan bahwa Jaksa itu luar biasa karena apa, karena bisa menangani korupsi timah Rp 300 triliun,” imbuhnya lagi
Mudzakir menilai justru korps Adhyaksa Kejaksaan yang terlihat luar biasa dalam menangani kasus. “Jadi kalau dinilai tinggi, tapi praktek penegakan hukum tidak pas, tidak tepat berdasarkan aturan hukum. Nah, ini yang saya kira perlu dievaluasi juga seperti KPK itu,” jelasnya
Dirinya menyayangkan sepak terjang KPK yang seharusnya sebagai trigger mechanism dalam penanganan korupsi, akan tetapi kasus yang ditangani kasus kecil.
“Sampai sekarang kasus yang ditangani kasus yang kecil-kecil, tidak berani memeriksa perkara-perkara yang besar. Bahkan KPK tidak berani menyentuh pejabat tinggi terkait dengan orang yang bersangkutan beserta keluarganya,” tuturnya.
(rdk/rdk)