V News

Pemkot Bekasi Diminta Kaji Ulang Proyek Pipa PDAM Gunakan Air Kalimalang, Pengamat:  Diduga Hanya Pemborosan Anggaran, Padahal Jalur Alternatif Sudah Tersedia

239
×

Pemkot Bekasi Diminta Kaji Ulang Proyek Pipa PDAM Gunakan Air Kalimalang, Pengamat:  Diduga Hanya Pemborosan Anggaran, Padahal Jalur Alternatif Sudah Tersedia

Sebarkan artikel ini

Venomena.id – Pemerintah Kota Bekasi dan PDAM Tirta Patriot tengah gencar mengerjakan proyek pengalihan sumber air baku dari Kali Bekasi ke Kalimalang. Proyek ini diklaim sebagai solusi atas buruknya kualitas air dari Kali Bekasi yang selama ini kerap dikeluhkan masyarakat terutama saat musim hujan dan banjir.

Namun, proyek yang diperkirakan menelan anggaran hingga Rp45 miliar ini justru memunculkan tanda tanya besar. Pasalnya, ada jalur alternatif yang dinilai lebih efisien, murah, dan secara teknis lebih mudah diterapkan. Sayangnya, opsi tersebut tidak menjadi pilihan utama.

Jalur Alternatif Lebih Pendek dan Infrastruktur Sudah Ada

Salah satu kritik datang dari pihak yang menilai bahwa pembangunan jaringan pipa baru sepanjang 1,2 kilometer dengan diameter 700 mm dari Kalimalang ke kantor PDAM hanya akan menambah beban anggaran. Padahal, saluran kali buatan di sepanjang Kali Rawa Tembaga sudah tersedia dan dapat dimanfaatkan langsung sebagai jalur aliran air bersih dari Kalimalang ke instalasi PDAM.

“Kalau menggunakan saluran yang sudah ada di sepanjang Rawa Tembaga, kita tidak perlu gali pipa sepanjang itu. Cukup lakukan rekayasa aliran, tutup jalur air yang mengarah ke kali Rawa Tembaga di bendungan bekasi, setelah kering alihkan dan isi dengan air dari kalimalang. Ini jauh lebih efisien dan biayanya bisa ditekan,” ujar salah satu pengamat kebijakan air di Kota Bekasi yang tidak mau disebutkan namanya, Senin (2/6).

Baja juga:  Jan Marinka Bacagub Sulut Kian Kejar Ely Lasut, Hasil Survey Beda Tipis

“Kalaupun pemindahan air kalimalang harus menggunakan pipa ke kali Rawa Tembaga, jaraknya pendek sekali dan lebih efisien dengan minim biaya perawatan seperti pipa,” tambahnya.

Dengan alternatif ini, pembangunan jaringan pipa besar bisa dihindari. Biaya perawatan pun lebih murah karena tidak menggunakan material pipa bawah tanah yang rentan rusak dan mahal dalam perbaikan.

 

Proyek Jalan Terus, Meski Warga Pertanyakan Efisiensinya

PDAM Tirta Patriot sendiri tetap menjalankan proyek Intake Siltrap Lama untuk mengalirkan air dari Kalimalang. Direktur Utama PDAM, Ali Imam Faryadi, menyebut bahwa tahap awal proyek ini akan menyuplai 400 liter air per detik dan ditargetkan selesai pada akhir 2025. Tahap kedua akan dilanjutkan untuk memenuhi kebutuhan total sebesar 550 liter per detik.

Ali menyampaikan bahwa proyek ini menyasar sekitar 43.000 pelanggan di wilayah Medan Satria, Bekasi Utara, dan Bekasi Barat, yang selama ini sering terdampak gangguan distribusi air saat musim hujan.

“Kalau air dari Kali Bekasi keruh, kami memang tidak bisa produksi. Tapi nanti dengan Kalimalang, kondisi itu bisa kami atasi,” kata Ali diberitakan sebelumnya.

Namun demikian, banyak warga mempertanyakan mengapa PDAM tidak lebih dulu mempertimbangkan jalur alternatif yang lebih singkat dan hemat.

Baja juga:  Tri Adhianto Survey Tinggi, Pengamat Pastikan Akan Ada Kelompok Sakit Hati Kerahkan Aksi Bayaran

 

Pertanyaan untuk Pemkot: Mengapa Pilih Jalur Mahal?

Kritik juga diarahkan ke Pemerintah Kota Bekasi yang dinilai kurang transparan dalam mempertimbangkan efisiensi proyek. Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, sebelumnya menyatakan bahwa langkah ini adalah bentuk keseriusan Pemkot dalam memberikan layanan air bersih yang layak.

Namun, dengan adanya opsi jalur pendek yang mengandalkan saluran eksisting di Rawa Tembaga, masyarakat menilai bahwa seharusnya ada evaluasi ulang. Terlebih, proyek air bersih ini menyangkut dana publik yang tidak kecil.

“Kalau memang ada solusi lebih murah dan cepat, mengapa tidak dipilih? Uang rakyat harus digunakan dengan bijak. Jangan sampai proyek ini hanya jadi ajang pemborosan,” ungkap Hasan, salah satu warga Bekasi Barat melalui forum warga, Senin (2/6).

 

Harapan: Efisiensi, Transparansi, dan Pelayanan Nyata

Meski proyek ini disebut akan mengatasi keluhan bertahun-tahun soal air keruh dan mati mendadak, tetap ada desakan agar Pemkot Bekasi dan PDAM melakukan kajian ulang yang lebih terbuka. Alternatif yang lebih efisien seharusnya menjadi prioritas, apalagi jika bisa mempercepat layanan tanpa membebani anggaran secara berlebihan.

Pelayanan air bersih adalah hak dasar warga. Maka dari itu, selain menjanjikan kualitas, pemerintah juga dituntut untuk menjamin bahwa prosesnya dijalankan secara transparan dan hemat. (Yan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *