Venomena.id – Pemerintah Provinsi Jawa Barat bersama Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Kota Bekasi menggelar kegiatan sosial bertajuk Abdi Nagri Nganjang ka Warga di Alun-Alun Kota Bekasi, Rabu (25/6). Kegiatan ini menjadi bagian dari program pelayanan publik keliling yang digagas Gubernur Jawa Barat dan dilaksanakan serentak di seluruh kabupaten/kota.
Acara ini menyediakan berbagai layanan publik gratis, mulai dari pembuatan akta kelahiran, pemeriksaan kesehatan, pelayanan BPJS, pengurusan SIM dan SKCK oleh kepolisian, hingga sunatan massal.
Wali Kota Bekasi Tri Adhianto menyebut, salah satu fokus kegiatan adalah membantu warga yang belum memiliki akta kelahiran.
“Ternyata masih banyak warga, bahkan yang sudah dewasa, belum punya akta kelahiran. Hari ini, sekitar 80 warga langsung dicetak akta-nya dan diserahkan secara simbolis. Sisanya, sekitar 300-an masih dalam tahap validasi,” ujar Tri dihadapan awak media, Rabu (25/6).
Selain layanan administrasi, acara ini juga menghadirkan pemeriksaan kesehatan umum dan gigi, pembagian bibit pohon oleh Dinas Kehutanan, serta pemeriksaan gratis dari Dinas Kesehatan Kota Bekasi. Sunatan massal yang semula ditargetkan untuk 50 anak, ternyata diminati lebih dari 100 anak.
“Ini bertepatan dengan masa liburan sekolah, jadi animonya tinggi sekali,” tambahnya.
Kegiatan ini juga diramaikan oleh pelaku UMKM Kota Bekasi yang memamerkan produk-produk unggulan. Pihak Pemkot juga memastikan pelayanan ramah anak dan perempuan menjadi prioritas, termasuk penanganan kasus kekerasan dengan visum gratis yang kini dibiayai melalui Lembaga Kemasyarakatan Masyarakat (LKM) di bawah Dinas Kesehatan.
Rangkaian acara ini akan berlanjut hingga Sabtu malam, dan direncanakan akan dihadiri langsung oleh Gubernur Jawa Barat.
“Bagi warga yang ingin curhat, bersilaturahmi, atau sekadar berfoto dengan Pak Gubernur, bisa datang langsung ke Alun-Alun,” tambah Tri sambil mengundang warga.
Ia menambahkan, kegiatan ini diharapkan bisa menjadi sarana komunikasi dua arah antara masyarakat dan pemerintah.
“Kadang ada harapan dan kebutuhan warga yang belum masuk dalam perencanaan, tapi lewat kegiatan seperti ini bisa diserap dan dijadikan bagian dari kolaborasi program ke depan,” pungkasnya.
