Venomena.id – Para lanjut usia (lansia) kini tak lagi dipandang sebagai kelompok rentan yang hanya menunggu masa senja. Sebaliknya, mereka diajak untuk tetap aktif, produktif, dan berkontribusi bagi keluarga, masyarakat, bahkan negara.
Hal ini ditegaskan Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KSPP), Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga/BKKBN (Kemendukbangga/BKKBN), Nopian Andusti, dalam kegiatan Pre-Launching Warrior Day di Atrium Summarecon Mall Bekasi, Selasa (19/8).
“Kita ingin menunjukkan bahwa lansia tetap bisa berdaya, sehat, produktif, dan bermartabat. Jangan sampai mereka berhenti berkarya hanya karena faktor usia. Semangat dan kemampuan tetap bisa tumbuh, sesuai dengan kapasitas mereka,” ujar Nopian.
Ia menambahkan, dukungan lintas sektor sangat penting agar para lansia tidak menjadi beban, melainkan justru menjadi aset bangsa. “Kalau lansia sehat dan berdaya, beban keluarga maupun negara akan berkurang. Sebaliknya, mereka bisa ikut menopang kehidupan sosial dan ekonomi,” jelasnya.
Pre-Launching Warrior Day
Kegiatan Pre-Launching Warrior Day ini digagas oleh Happy Harvest bersama HIPPINDO (Himpunan Peritel dan Penyewa Pusat Perbelanjaan Indonesia), didukung Kemenko PMK dan BKKBN. Program ini menjadi bagian dari gerakan “Lanjut Usia Berdaya” atau SIDAYA, yang bertujuan mewujudkan lansia sehat, aman, serta tetap aktif dalam kehidupan bermasyarakat.
Dalam kegiatan tersebut, ratusan lansia dan keluarganya mengikuti berbagai rangkaian acara, mulai dari pemeriksaan mata dan telinga, talkshow bertema “Mengatasi Rasa Kesepian pada Lansia”, hingga pembagian hadiah dan promo belanja khusus.
Selain itu, pemerintah menegaskan pentingnya asesmen kesehatan bagi lansia. Dengan demikian, mereka yang masih sehat bisa diarahkan untuk terus berkarya, beraktivitas sosial, bahkan membuka lapangan kerja kecil sesuai kemampuannya.
Lansia Bukan Beban, Tapi Potensi
Deputi Nopian menekankan, yang paling berbahaya bagi lansia adalah “kesedihan” karena kehilangan ruang untuk berkarya. “Banyak pensiunan ASN atau pekerja yang tiba-tiba kehilangan aktivitas, akhirnya jatuh sakit bukan karena fisiknya, tapi karena merasa tak lagi berguna. Itu yang harus kita hindari,” tuturnya.
Melalui Warrior Day, diharapkan masyarakat mengubah cara pandang terhadap para lansia. Usia lanjut bukan berarti tidak produktif. Justru dengan dukungan yang tepat, mereka bisa menjadi teladan, penggerak sosial, bahkan bagian dari bonus demografi tahap kedua Indonesia.
“Kami ingin muncul lebih banyak sosok lansia seperti Pak Dubio yang tadi kita lihat, hampir 70 tahun tapi masih sehat, aktif, dan produktif. Itu contoh nyata lansia berdaya,” pungkas Nopian.