Venomena.id – Kedok seorang pria paruh baya bernama Widadi (59) akhirnya terbongkar. Selama lebih dari satu dekade, ia melenggang bebas dengan seragam dan atribut lengkap Polri, meyakinkan orang-orang bahwa dirinya seorang perwira polisi berpangkat Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Unit Reskrim Polsek Tambun, Kabupaten Bekasi, berhasil meringkus Widadi setelah sejumlah korban melapor ditipu dengan berbagai modus. Dari membantu meloloskan tes CPNS, hingga menjanjikan penyelesaian perkara hukum. Tak tanggung-tanggung, kerugian sementara yang ditaksir akibat ulahnya mencapai Rp86 juta, dan jumlah itu diperkirakan masih bisa bertambah.
Kapolres Metro Bekasi, Kombes Mustofa, mengungkapkan bahwa sepak terjang Widadi bukan perkara baru. “Dia mengaku menjadi polisi sejak 2005, tapi laporan korban pertama masuk sejak 2013. Artinya, sudah lama sekali dia menjalankan aksinya,” ujarnya dalam konferensi pers di Mapolsek Tambun, Senin (15/9).
Untuk meyakinkan mangsanya, Widadi bahkan memiliki kartu identitas palsu anggota Polda Metro Jaya lengkap dengan jabatan Kanit 1 Reskrim. Tidak hanya itu, ia kerap tampil dengan seragam resmi Polri yang ternyata dibeli di Pasar Senen, Jakarta Pusat.
Hingga kini, setidaknya ada tiga laporan resmi yang diterima pihak kepolisian, masing-masing pada 13 Juli 2024 di Polres Bekasi, serta 13 dan 14 September 2025 di Polsek Tambun. Widadi dijerat pasal 378 dan/atau 372 KUHP tentang penipuan dan penggelapan, dengan ancaman hukuman maksimal empat tahun penjara.
Namun polisi menduga korban Widadi bisa lebih banyak. Pasalnya, beberapa saksi mengaku sudah lama mengenalnya sebagai AKP Widadi yang rajin menawarkan jasa titipan masuk CPNS atau janji bisa membantu mengurus kasus. “Kemungkinan masih ada korban lain yang belum melapor, karena aksinya ini sudah berlangsung lama,” tegas Mustofa.
Di hadapan awak media, Widadi terlihat tenang. Ia bahkan mengaku seluruh atribut Polri yang melekat di tubuhnya murni hasil belanja di Pasar Senen. “Saya dapat bikin itu (atribut) di Pasar Senen, harganya Rp300 ribuan udah semuanya,” singkatnya.
Pengakuan itu sontak membuat banyak orang geleng kepala: hanya dengan modal ratusan ribu rupiah, ia bisa memperdaya korban hingga puluhan juta.
Kasus ini sekaligus membuka mata masyarakat agar lebih waspada. Kepolisian mengimbau agar tidak mudah percaya dengan janji-janji yang mengatasnamakan aparat, apalagi jika dimintai imbalan uang.
“Kalau ada yang mengaku polisi, jangan segan minta identitas dan klarifikasi langsung ke kantor polisi terdekat,” pesan Mustofa.









