V News

Dugaan Korban Malpraktik RSUD Hingga Lumpuh, Pemkot Bekasi Panik Kebakaran Jenggot

90
×

Dugaan Korban Malpraktik RSUD Hingga Lumpuh, Pemkot Bekasi Panik Kebakaran Jenggot

Sebarkan artikel ini

Venomena.id – Seorang ibu muda di Kota Bekasi mengalami nasib tragis usai menjalani operasi caesar di RSUD Kota Bekasi. Ratih Raynada (30), ibu dari empat anak, kini hanya bisa tergolek lemah di tempat tidur, mengalami kelumpuhan total. Dugaan malpraktik pun mencuat, membuat Pemerintah Kota Bekasi kelabakan, bahkan Wali Kota Tri Adhianto turun langsung menangani kasus ini.

Ratih, warga Kelurahan Padurenan, Mustika Jaya, sebelumnya adalah perempuan sehat dan aktif. Namun semua berubah pasca operasi caesar anak keempatnya pada September 2024. Ia datang ke rumah sakit tanpa keluhan serius dan masih bisa berjalan. Tapi usai tindakan medis, tubuhnya melemah drastis.

“Saya datang jalan kaki. Tapi pas disuntik bius, saya masih sadar dan merasakan sakit luar biasa. Saya teriak-teriak tapi dokter cuma bilang angkat kaki. Sejak itu, tubuh saya perlahan tak bisa digerakkan,” ujar Ratih lirih.

Awalnya keluarga mengira itu efek bius. Tapi keluhan tak kunjung reda. Ratih bahkan didiagnosis mengalami TBC tulang belakang dan harus dipasangi pen. Namun kondisi tak kunjung membaik, malah makin memburuk hingga kini tergolek lemas di tempat tidur tak berdaya.

Baja juga:  Kajati DKI Jakarta Kembalikan Berkas FB ke Polda Metro Jaya

Ayah Ratih, Razif Pribudi (64), mengaku terpukul. Selain putrinya kini tak berdaya, keluarga juga mengalami tekanan ekonomi. Ratih kehilangan pekerjaan, di tinggal suami dan keempat anaknya terlantar dan putus sekolah.

Kasus ini menjadi sorotan publik dan viral di media sosial. Hingga Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, akhirnya turun tangan. Bersama dinas terkait, jajaran pemerintah Kota Bekasi dipimpin Walikota datang menjenguk Ratih dikediamannya.

Ia menyatakan Pemkot sudah mengambil langkah-langkah preventif, dan membentuk tim untuk mengaudit kinerja dokter di RSUD.

“Saya sudah minta RSUD membentuk tim gabungan dari dokter spesialis, baik obgyn, ortopedi, hingga penyakit dalam. Ini harus diinvestigasi tuntas. Kami ingin Ratih bisa kembali pulih, dan persoalan TBC tulangnya saat ini sedang ditangani,” ujar Tri pada media, Rabu (2/7).

Tri menjelaskan, saat ini kondisi Ratih diperburuk oleh dugaan infeksi TBC yang menyerang paru, tulang belakang, bahkan leher. Ia menginstruksikan camat Mustika Jaya untuk segera mencarikan kontrakan baru agar Ratih bisa tinggal di lingkungan yang lebih sehat.

Baja juga:  Stadion Mini di Bekasi Dipenuhi Sampah Usai Acara Relawan Ganjar

“Rumahnya padat, dihuni tiga keluarga. Ini rawan penularan TBC. Kita akan bantu renovasi rumah, sekaligus fasilitasi pendidikan anak-anaknya agar sekolah lagi. Bahkan untuk SMA, saya sudah komunikasikan langsung dengan Pak Gubernur,” tambah Tri.

Tak hanya itu, Pemkot juga menjamin seluruh biaya pengobatan Ratih lewat BPJS PBI dan skema bantuan sosial lainnya. Kemudian Ratih bersama anak-anaknya masuk dalam bantuan pusat, provinsi dan daerah. Yakni TKS, PKH dan akan menerima bantuan non tunai dari daerah.

“Ini bukan semata soal malpraktik. Tapi proses medis darurat yang kemudian mengungkap penyakit lain. Namun tetap, kita akan selesaikan sampai tuntas. Hak-hak warga harus diberikan,” tegasnya.

Meski penjelasan Pemkot menekankan faktor penyakit bawaan, keluarga tetap menuntut klarifikasi menyeluruh dan transparansi dari pihak RSUD. Kasus ini menjadi pelajaran penting bahwa pelayanan medis publik harus dilakukan dengan profesional, manusiawi, dan bertanggung jawab.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *