Venomena.id – Krisis air bersih di sejumlah wilayah Bekasi menjadi tantangan yang tak bisa dianggap remeh. Di tengah kebutuhan yang kian tinggi, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Patriot menegaskan rencana pengembangan besar-besaran pada tahun 2026. Namun, rencana ini tak akan berjalan tanpa dukungan dana raksasa.
Anggota Komisi III DPRD Kota Bekasi, Muhammad Kamil Syaikhu, menyebut angka yang dibutuhkan sangat fantastis. Dari perkiraan awal sekitar Rp90 miliar, kebutuhan tersebut berpotensi melonjak hingga lebih dari Rp1 triliun. Dana itu mencakup pembangunan jaringan distribusi untuk sekitar 12.000 pelanggan baru, perbaikan infrastruktur utama, serta peningkatan kapasitas produksi air bersih.
“Kita harus realistis. Kalau hanya mengandalkan APBD, bebannya berat sekali. Tahun lalu saja ketika menganggarkan Rp10 miliar untuk PDAM, itu sudah terasa memberatkan,” ujar Kamil, Senin (11/8).
Tantangan Layanan Air Bersih
Selama ini, Tirta Patriot masih menghadapi berbagai kendala, mulai dari keterbatasan jaringan pipa, kualitas air baku yang fluktuatif, hingga cakupan layanan yang belum merata. Masih ada wilayah di Kota Bekasi yang belum tersambung jaringan PDAM dan mengandalkan air tanah atau sumur bor.
Kamil menilai, peningkatan kualitas layanan bukan hanya soal memperluas jaringan, tetapi juga memastikan ketersediaan debit air yang stabil serta integrasi sistem dari Tirta Bhagasasi ke Tirta Patriot. Integrasi ini diharapkan bisa menyatukan pengelolaan, menekan biaya operasional, dan memudahkan perencanaan jangka panjang.
Usulan Skema Pendanaan Alternatif
Untuk mengatasi beban APBD yang terlalu berat, Kamil mengusulkan kerja sama pendanaan melalui skema Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha (KPBU). Skema ini memungkinkan PDAM bekerja sama dengan pihak eksternal, baik dari Kementerian Keuangan maupun Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH).
“Kalau Pemkot tidak sanggup menyediakan anggaran penuh, harus ada alternatif pendanaan lain. KPBU bisa menjadi jalan tengah,” tegas politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut.
Namun, ia memberi catatan penting: PDAM harus memperbaiki cash flow agar mampu membayar cicilan bila skema KPBU digunakan. Tanpa manajemen yang rapi, kerja sama semacam ini justru bisa membebani perusahaan di masa depan.
“Selama ini Pemkot sudah rutin memberikan penyertaan modal, tapi kalau manajemen dan pelayanan tidak ditingkatkan, hasilnya akan kurang optimal,” ujarnya.
Harapan ke Depan
Kamil berharap, dengan rencana pengembangan yang matang, Tirta Patriot bisa memenuhi kebutuhan air bersih secara merata di seluruh Kota Bekasi. Apalagi, dengan pertumbuhan penduduk yang tinggi, kebutuhan air bersih akan terus meningkat setiap tahunnya.
Keputusan mengenai skema pendanaan akan menjadi pembahasan strategis antara DPRD, Pemkot, dan manajemen PDAM dalam waktu dekat. Jika disepakati, proyek pengembangan ini diharapkan mulai berjalan pada awal 2026, sehingga masyarakat bisa segera merasakan manfaatnya.
“Air bersih itu kebutuhan dasar. Kita harus memastikan setiap warga Kota Bekasi mendapat akses yang layak, sehat, dan terjangkau,” pungkas Kamil.