Venomena.id – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kota Bekasi kembali jadi sorotan. Kali ini, enam siswa SDN Kota Baru III, Bekasi Barat, harus dilarikan ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Ananda Bekasi pada Kamis (2/10) setelah mengalami gejala keracunan usai menyantap menu MBG.
Guru penanggung jawab program MBG di sekolah tersebut, Syamsudin, menjelaskan bahwa keluhan muncul hanya dalam hitungan menit setelah para siswa selesai makan. Menu hari itu berupa makaroni, pasta, jagung, serta buah semangka.
“Sekitar 5–10 menit setelah makan, ada anak yang langsung mengeluh sakit perut dan muntah. Kami segera bawa mereka ke rumah sakit untuk mendapatkan penanganan,” kata Syamsudin saat ditemui di RS Ananda.
Menurutnya, sebelum dibagikan, ia sempat mencicipi makanan tersebut. Ia menemukan rasa asam pada pasta dan buah semangka. Atas dasar itu, ia sempat mengingatkan siswa agar tidak mengonsumsi makanan yang terasa asam. Namun rupanya, beberapa siswa tetap mencoba sedikit hingga akhirnya jatuh sakit.
Makanan MBG tiba di sekolah sekitar pukul 08.30 WIB, sementara para siswa baru mulai makan pada pukul 09.15 WIB. Katering penyedia makanan disebut berlokasi di kawasan Danau Harapan Baru.
“Dari total 163 siswa sesi pagi, ada 12 yang jatuh sakit. Begitu ada laporan, kami langsung melarang siswa lain untuk makan. Bahkan, jatah untuk 142 siswa sesi siang langsung kami tarik,” jelas Syamsudin.
Hasil pemeriksaan dokter menunjukkan bahwa keenam dari 12 siswa mengalami paparan bakteri, meski kondisinya kini mulai membaik. “Alhamdulillah bakterinya sudah berkurang, semoga tidak sampai harus dirawat inap. 6 orang membaik sedang sisanya perlu pemeriksaan lanjutan,” tambahnya.
Insiden ini langsung mendapat perhatian Wali Kota dan Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi yang mendatangi RS Ananda. Pemerintah memastikan seluruh biaya pengobatan ditanggung Dinas Kesehatan.
Pihak sekolah juga berencana melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan untuk mengevaluasi program MBG. “Kalau kasus seperti ini, mungkin perlu ditunda dulu pelaksanaannya, supaya lebih aman dan suasananya kondusif,” ujar Syamsudin.
Ia berharap peristiwa ini menjadi pelajaran penting bagi semua pihak yang terlibat dalam penyediaan makanan gratis di sekolah. “Tidak semua anak bisa menerima menu yang disiapkan. Karena itu, pengelolaan dan pengawasan harus benar-benar hati-hati,” pungkasnya.
Sementara, dapur yang mendistribusi MBG SDN yang bersangkutan,
Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Yayasan Saputry Langgeng Utama, Kelurahan Kota Baru Kecamatan Bekasi Barat, saat didatangi menolak memberikan keterangan. Para pewarta tidak diperkenankan masuk ke lokasi dapur oleh pihak keamanan dengan alasan tidak ada penanggungjawab yang bisa memberikan keterangan.