Venomena.id – Jeritan warga akibat krisis air di Bekasi meluas ke timur Kota Bekasi. Sudah empat hari terakhir, ratusan kepala keluarga di Perumahan Perumbas 3 RT 08 RW 18, Kelurahan Aren Jaya, Bekasi Timur, tak mendapat setetes pun air dari Perumda Tirta Patriot. Pompa mati, keran kering, dan ember-ember kosong kini menjadi pemandangan sehari-hari di halaman rumah warga.
“Air mati total. Sudah tiga hari, katanya ada perbaikan di depan rumah sakit. Tapi nggak tahu kapan nyalanya,” kata Ida (45), warga yang ditemui sedang mengisi galon air isi ulang dari mobil penjual keliling, Selasa (7/10).
Galon Jadi Penyelamat Sementara
Sejak air PDAM tak mengalir, warga terpaksa membeli air isi ulang untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Harga per galon Rp5.000. Dalam sehari, satu keluarga bisa menghabiskan 10 galon air, atau setara Rp50 ribu per hari.
“Bayangin, buat mandi, masak, cuci piring aja udah nggak cukup. Cucian piring aja bisa numpuk dua hari baru dicuci. Kalau terus begini, jualan saya bisa berhenti,” keluh Ida yang sehari-hari berjualan ayam bakar di depan rumahnya.
Hal serupa dialami Eti (38). Ia mengaku tagihan air PDAM tetap datang, meski pasokan mati. “Biasanya bayar antara Rp400 sampai Rp430 ribu per bulan. Tapi bulan ini belum saya bayar, karena air nggak nyala. Masa kita disuruh bayar, tapi airnya nggak keluar,” ujarnya kesal.
Warga Sudah Lapor, PDAM Baru Kirim Satu Tangki
Menurut Ketua RT 08, Joko, keluhan warganya bukan baru sekali. Ia menegaskan, sejak hari pertama air mati, pihaknya sudah melapor ke Perumda Tirta Patriot. Namun, tanggapan yang datang dianggap tak sebanding dengan jumlah warga terdampak.
“Baru satu kali dikirimi truk tangki air bersih. Itupun cuma satu truk. Sementara warga di sini ratusan kepala keluarga. Nggak cukup! Harusnya tiap hari dikirim sampai aliran pipa kembali normal,” ujar Joko geram.
Ia menambahkan, warga berharap PDAM tak hanya memberikan janji perbaikan, tetapi juga tindakan nyata. “Jangan cuma bilang sedang diperbaiki di lapangan. Warga butuh air hari ini, bukan besok,” tegasnya.
Dampak Meluas, Kualitas Air Pun Dipertanyakan
Masalah air bersih ini bukan pertama kalinya terjadi. Sebelumnya, Perumahan Kavling Alinda Permai, Bekasi Utara, bahkan sudah dua bulan lebih mengalami gangguan serupa.
Parahnya, air yang sempat mengalir dari pipa berwarna hitam pekat dan berbau tak sedap.
“Ini bukan cuma soal air mati, tapi juga soal kualitas air yang buruk. Warga takut pakai air PDAM karena warnanya keruh, kadang ada bau besi,” kata seorang warga Bekasi Utara yang juga menjadi pelanggan PDAM.
Kondisi ini membuat publik mempertanyakan kemampuan Perumda Tirta Patriot, perusahaan air milik Pemerintah Kota Bekasi, dalam mengelola jaringan distribusi air bersih di wilayahnya.
Tagihan Jalan Terus, Layanan Jalan di Tempat
Ironisnya, di tengah keluhan warga, tagihan air PDAM tetap berjalan normal setiap bulannya.
“Ini yang bikin warga makin marah. Bayar jalan terus, tapi air mati berhari-hari. Kalau pelanggan telat bayar, langsung diputus. Tapi kalau PDAM yang telat suplai, warga cuma disuruh sabar,” ucap Joko.
Ia menilai perlu ada evaluasi total terhadap manajemen PDAM Tirta Patriot, terutama dalam penanganan darurat dan komunikasi ke pelanggan. “Kami nggak minta banyak. Asal dikasih tahu jelas masalahnya apa, dan kapan selesai, warga juga bisa maklum. Tapi kalau diam saja, orang jadi emosi,” ujarnya.
Harapan Warga: Jangan Nunggu Viral Baru Bergerak
Sejumlah warga berharap Pemerintah Kota Bekasi tidak menunggu persoalan air bersih ini viral di media sosial baru turun tangan.
“Mau sampai kapan warga Bekasi krisis air? Ini bukan musim kemarau, tapi air dari PDAM malah nggak ngalir. Harusnya sistem mereka sudah siap menghadapi gangguan kecil tanpa mengorbankan pelanggan,” tutur Ida.
Mereka juga mendesak Wali Kota Bekasi Tri Adhianto untuk memanggil jajaran direksi PDAM dan meminta laporan terbuka terkait penyebab gangguan berulang ini.
“PDAM itu bukan milik pribadi, tapi badan usaha milik daerah. Kalau terus begini, seolah pemerintah tutup mata,” kata Joko.
Bekasi Krisis Air Bersih, Ironi Kota Industri
Krisis air bersih yang berulang ini menjadi tamparan bagi citra Kota Bekasi sebagai kota industri besar di Jawa Barat. Di tengah deretan gedung tinggi, kawasan industri, dan pembangunan pesat, ribuan warganya justru masih kesulitan mendapatkan kebutuhan dasar: air bersih.
Kini, harapan warga agar Perumda Tirta Patriot segera memperbaiki sistem distribusi dan memastikan suplai air bersih mengalir lancar kembali. Sebab bagi warga Bekasi Timur, setiap tetes air kini bukan lagi soal kenyamanan, tapi soal bertahan hidup di tengah pelayanan publik yang macet.