Venomena.id – Merayakan kiprahnya selama 15 tahun Atelier Riri dalam dunia arsitektur, arsitek Riri Yakub cobamenghadirkan sebuah pameran dengan konsep yang unik dan penuh narasi personal.
Pameran ini tak hanya memamerkan karya-karya arsitektur, tetapi juga menampilkan refleksi mendalam tentang kontribusi dan perjalanan kreatif sang arsitek yang diharapkan menjadi inspirasi bagi generasi muda.
Berawal dari ruang kecil di bawah tangga yang ditutup tirai tipis, Riri membawa semangat besar.
Atelier Riri tumbuh dari mimpi dan ketekunan hingga berkembang menjadi studio yang dikenal melalui karya-karyanya lewat pendekatan yang menghubungkan manusia, ruang, dan keberlanjutan dalam konteks arsitektur kontemporer yang relevan.
Alhasil Pameran bertajuk A Life Less Ordinary ini menggambarkan evolusi studio dari ruang kecil di bawah tangga menjadi praktik arsitektur kontemporer yang dikenal karena pendekatan manusiawi dan berkelanjutan.
Tak hanya sebagai refleksi perjalanan hidup, pameran ini juga menampilkan inisiasi dan pandangan masa depan Atelier Riri melalui gerakan ARFOU sebuah pendekatan kreatif yang menggabungkan karya desain dengan kontribusi sosial.
Melalui pameran ini, Atelier Riri juga memperkenalkan inisiatif ARFOU, gerakan yang memadukan desain dan kontribusi sosial sebagai visi masa depan studio. Melalui ARFOU ini,Atelier Riri terus mengeksplorasi bagaimana desain dapat memberikan dampak nyata dan inspirasi dalam kehidupan di lingkungan.
“Ini bukan soal membangun ruang, tapi memahami kehidupan di dalamnya. Pameran ini terinspirasi dari sebuah lagu, dan menggambarkan sesuatu yang tidak biasa, seperti perjalanan kami selama 15 tahun ini,” ungkap Riri Yakub ditemui SINDOnews.com di lokasi pameran di kawasan Bintaro, Selasa (14/10).
Digelar di Kiri House 2.2, rumah pribadi kedua Riri yang masih dalam proses pembangunan, pameran ini menampilkan 15 bagian kurasi berisi karya-karya penting, instalasi multisensori, gambar, maket, dan panduan audio. Tak hanya sebagai refleksi, pameran ini juga menjadi ruang berbagi melalui talkshow dan workshop.
Pameran ini terbagi dalam 16 seksi, dimulai dari latar belakang pribadi Riri sebelum menjadi arsitek, hingga dokumentasi berbagai karya dan kontribusinya terhadap dunia arsitektur. Beberapa kategori karya yang ditampilkan antara lain houses, boutique housing, commercial, hingga spec house.
“Yang paling penting adalah seksi terakhir, yaitu Impact & Contribution. Di sini saya ingin menunjukkan bahwa arsitektur tidak hanya soal membangun, tapi juga berkontribusi untuk lingkungan sosial, budaya, dan pengetahuan,” ujar Riri.
Sebagai mantan jurnalis media sebelum beralih lebarakan sayapmenjadi arsitek, Riri menyadari adanya kesenjangan antara dunia profesional arsitektur dengan masyarakat umum. Hal itu yang mendorongnya untuk aktif mengisi public lecture di dalam dan luar negeri, mengikuti pameran internasional, dan mengerjakan instalasi non-komersial sebagai bentuk kontribusi terhadap ekosistem desain.
NamaAtelier Riri telah dikenal luas lewat karya-karya hunian yang khas dengan pendekatan contemporary design. “Sekarang kami sudah punya jalur profesional yang cukup jelas. Segmentasi karya kami lebih banyak ke housing, dan reputasinya sudah terbentuk,” jelasnya.
Beberapa proyek yang tangani dan juga ditampilkan dalam pameran ini antara lain Rumah pribadi Riri yang dibangun pada tahun 2010, menjadi titik balik awal perjalanan Atelier Riri. Lalu, breathing house yakni hunian berkonsep sustainability aktif dengan rainwater harvesting, atap hijau, dan material low-energy.
Kemudian perkantoran di Cipaku yang merupakan proyek kantor pertama yang mengawali ekspansi Atelier Riri ke proyek non-hunian. Rumah Titi Kamal, proyek hunian selebritas yang menunjukkan kemampuan timnya menjangkau berbagai segmen klien. Ada juga rumah Om Mobi di Jakarta Selatan, yang merupakan Youtuber otomotif terkenal di tanah air.
Atelier Riri juga aktif menggarap sejumlah proyek dari developer. Hingga saat ini, total 200 proyek sudah ditangani oleh arsitek ini. Beberapa di antaranya tersebar di berbagai daerah seperti Depok, Sawangan, Padang, Palembang, Pekanbaru, Lombok, dan Bogor.
Riri mengakui bahwa perjalanannya di bidang arsitektur adalah proses panjang yang penuh pembelajaran. “Satu dekade pertama itu seperti masa belajar. Di dekade kedua ini, kita mulai bisa melihat benang merah, dan tinggal mengembangkan gambar kerjanya,” tuturnya.
Dengan tim yang solid dan terus berkembang, Atelier Riri berkomitmen untuk terus menciptakan karya yang bukan hanya relevan secara estetika, namun juga memberikan nilai dan kontribusi nyata untuk masyarakat dan lingkungan.
Adapun untuk pameran ini dibuka untuk umum mulai 10 Oktober hingga 22 November 2025. Kunjungan dilakukan berdasarkan reservasi, di mana pengunjung dapat memilih tanggal dan sesi waktu yang tersedia melalui sistem booking di Loket.com.