Opini Oleh : Aznil Tan (Aktivis 98)
Jokowi kembali menunjukkan keadidayaannya sebagai seorang yang tidak tersentuh di Republik ini. Bagi dia, “anjing menggonggong kafilah berlalu.”
Meski sidang Mahkamah Konstitusi tanggal 22 April akan diputuskan. Meski gugatan mengarah kepada perilaku Jokowi sebagai presiden merusak demokrasi, nepotisme dan politik dinasti. Meski dikecam oleh para akademisi, ahli hukum, budayawan, civil society dan kelompok pro demokrasi serta mahasiswa.
Tapi semua itu tidak membuat Jokowi dan keluarganya serta kroni-kroninya berkurang marwahnya. Dia masih percaya diri tampil ke publik tanpa ada wajah bersalah. Dia dan kroni-kroninya masih dianggap orang baik di republik ini.
Terlihat Bobby menantu Jokowi masih dengan enjoynya bermanuver maju sebagai Calon Gubernur Sumatera Utara. Jokowi pun datang ke Medan selama 5 hari untuk mempersiapkan pencawaguban menantunya tersebut.
Bansos menjadi salah-satu kasus utama dalam sidang sengketa MK, tapi pada saat lebaran Jokowi kembali membagi-bagikan bansos di depan Istana Bogor. Dia pun masih bangga melempar-lempar kaos ke masyarakat disaat kunjungannya ke beberapa daerah.
Begitu juga anaknya, Gibran yang menjadi salah satu pihak digugat dan dituntut untuk didiskualifikasi, tapi dengan entengnya mengatakan apakah minta diulang sampai menang.
Memang Jokowi orang paling beruntung di negara ini. Meski dia seorang tukang kayu, bukan berasal dari seorang elit politik dan bukan seorang pengusaha kaya raya, serta bertampang ndeso, tapi berkat reformasi merubah hidupnya. Jokowi bisa menjadi presiden di Republik Indonesia.
Jokowi pantas dinobatkan orang paling beruntung di republik ini. Sepanjang hidupnya tidak pernah terkalahkan. Selalu menang.
Dari Walikota Solo kemudian terpilih menjadi Gubernur DKI. Tak lama menjabat sebagai Gubernur, lalu dia dicalonkan sebagai Capres. Dia pun menang terpilih sebagai Presiden RI.
Dimasa kepemimpinannya meski sering didemo oleh jutaan massa tapi dia selalu dibela oleh publik. Berbagai aksi untuk menjatuhkannya tetap gagal dan mudah dipatahkan. Jokowi tetap melenggang dengan happy.
Berbagai kebijakan dia yang kontroversial, selalu didukung penuh oleh partai dan publik. Meski dollar melonjak tinggi, harga-harga melambung tinggi, lapangan kerja sulit dicari dan rakyat banyak yang frustasi tetapi tetap dipuja-puji. Bahkan, 80% puas kinerja Jokowi.
Keberuntungan Jokowi tidak cukup itu saja, Anak dan menantunya pun mendapat keberkahan Jokowi. Anak dan menantunya berhasil menang dalam pilkada walikota dengan mudah tanpa mengalami proses yang rumit.
Karena begitu mudahnya, Jokowi pun semakin percaya diri ketika mensetting anaknya menjadi Calon Wakil Presiden. Aturan yang tidak memungkinkan anaknya untuk bisa maju mencawapres, tapi berkat iparnya di MK membantu merubah konstitusi. Akhirnya anak Jokowi bisa maju mencawapres.
Dahsyatnya lagi, meski di kecam, anaknya pun menang telak di Pilpres 2024 melebihi target dalam satu putaran. Para pengecamnya meski berilmu tinggi dan segudang prestasi dibuat gigit jari.
Sungguh luar biasa!
Sekali lagi, semua itu didapat Jokowi benar-benar mudah tanpa perlu berdarah-darah. Keberuntungan dirinya tersebut semakin menunjukan dirinya sebagai orang tak pernah kalah.
Keberuntungan Jokowi ini bahkan mengalahkan orang yang punya Jin Aladin sekalipun. Pemilik Jin Aladin hanya dikabulkan 3 permintaan, tetapi permintaan Jokowi bisa terkabulkan berkali-kali.
Betul….betul Indah hidup Jokowi. Sampai saya merenung pada nasib diri saya sendiri. Meski berdarah-darah mewujudkan demokrasi, meski bertempur dan diburu membela orang tertindas. Untuk menjadi kepala desa saja belum tentu laku. Untuk bertahan hidup saja masih masih kempas-kempis…..wkwkwk..
Jokowi betul-betul satu-satunya orang yang paling beruntung di negara ini. Selalu menang dan mendapatkan keindahan hidup di Indonesia meski apapun dilakukannya meski ditentang orang banyak.
Apakah ketok palu hakim MK pada tanggal 22 April 2024 untuk kemenangan Jokowi untuk kesekian kalinya sebagai orang yang tidak pernah kalah di dalam hidupnya?
Alangkah malangnya presiden sebelumnya tidak seberuntung Jokowi. Apalagi saya….lebih malang lagi…… wkwkwk
Semoga saya terhindar dari sikap iri. Saya bahagia melihat orang bahagia.
Tapi Pak Jokowi, jangan monopoli kemenangan itu. Bagi-bagi lah kemenangan itu …!