V Health

EHL Bio Siap Kembangkan Pengobatan Penyakit Ginjal Melalui Terapi Sel Punca dari Urine

439
×

EHL Bio Siap Kembangkan Pengobatan Penyakit Ginjal Melalui Terapi Sel Punca dari Urine

Sebarkan artikel ini
EHL Bio mengembangkan KDSTEM, yakni pengobatan dari sel induk yang berasal dari urine autologus dan diperoleh dengan pemisahan dan kultur.(EHL Bio)

Venomena.id – Adanya berbagai perkembangan teknologi juga ikut membantu perkembangan dalam dunia medis (kesehatan) dimana
Perusahaan terapi stem cell (sel punca) asal Korea Selatan EHL Bio mengembangkan metode pengobatan dari sel punca urine untuk ginjal (KDSTEM).

“Perusahaan kami sejak tahun 2012 telah mengembangkan teknologi sel punca di bidang estetika, kesehatan, dan umur panjang di Korea Selatan. Kita juga menjadi pelopor sel punca yang berasal dari urine,” kata COO EHL Bio Song Myeong-rim.

EHL Bio mengembangkan KDSTEM, yakni pengobatan dari sel induk yang berasal dari urine autologus dan diperoleh dengan pemisahan dan kultur. Dalam prosedurnya, urine pasien sendiri akan dikumpulkan dan sel punca dari urine tersebut dibiakkan.

Terapi KDSTEM ini dapat memperlambat perkembangan penyakit kronis ginjal dengan menghambat fibrosis ginjal (penyakit ginjal yang ditandai dengan munculnya glomerulosklerosis dan jaringan fibrosa pada organ ginjal) dan meningkatkan regenerasi jaringan yang rusak.

Klotho (protein anti penuaan) yang disekresikan dari sel punca urine secara langsung memblokir jalur pensinyalan faktor tumorigenik, sehingga menghambat perkembangan fibrosis ginjal dan mendorong regenerasi ginjal yang rusak. Hasil terapi sel punca KDSTEM ini diharapkan dapat bekerja efektif untuk pengobatan ginjal.

Sel punca dapat dikumpulkan secara mudah dan tanpa rasa sakit melalui urine pasien. Hasil terapi sel punca KDSTEM ini diharapkan dapat bekerja efektif untuk pengobatan ginjal.

Baja juga:  Polda Metro Jaya Tangkap Pemilik Klinik Kecantikan Lulusan Perikanan Bertarif Fantastis

EHL Bio berhasil mengembangkan tiga jenis sel punca untuk terapi yang berasal dari sel adiposa (lemak), urine, dan tali pusat. EHL juga mengembangkan tiga jenis sel imun untuk terapi, yakni sel NK, sel T, dan sel dendritik sebagai bagian dari teknologi pengobatan modern untuk mengobati sejumlah penyakit

dr. Lee selaku CEO EHL dan dokter, juga akan melatih para dokter spesialis terapi sel punca dan sel imun di Indonesia untuk mendalami terapi sel dari EHL Bio ini. KDSTEM, metode pengobatan dari sel punca urine untuk ginjal

“Perusahaan kami sejak tahun 2012 telah mengembangkan teknologi sel punca di bidang estetika, kesehatan, dan umur panjang di Korea Selatan. Kita juga menjadi pelopor sel punca yang berasal dari urine,” kata COO EHL Bio Song Myeong-rim.

Untuk itu, EHL Bio resmi bermitra dengan Indonesia untuk mendirikan pusat GMP (Good Manufacturing Practies) dan R&D serta rumah sakit terapi sel terbaik di Asia Tenggara dengan menghadirkan teknologi terapi sel punca dari urine pertama di dunia.

“Kami akan segera mendirikan pusat sel utama terbaik di Asia Tenggara, tepatnya di Indonesia dalam beberapa waktu ke depan,“ kata Lee Hong-ki.

Baja juga:  Rayakan HUT RI   Ke-79, JEC Eye Hospitals & Clinics Komitmen Tingkatkan Kualitas Hidup Masyarakat Indonesia

Dalam jangka waktu dua tahun ke depan, EHL Bio akan mendirikan pusat sel utama terbaik di Asia Tenggara, mencakup pusat GMP untuk kultur sel punca dan sel imun serta produksi turunan sel.

Bukan hanya GMP, EHL juga akan mendirikan rumah sakit terapi sel terbesar di dunia, tepatnya di Indonesia untuk menjadi pusat rujukan pasien dari kawasan Asia Tenggara.

Sebagai informasi, Terapi sel punca merupakan metode pengobatan dengan mencangkokkan (transplantasi) sel manusia sehat untuk menggantikan sel yang rusak. Teknologi terapi sel punca dapat digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit, seperti penyakit otak, jantung, diabetes, ginjal, hingga penyakit muskuloskeletal.

Meskipun tidak semua penyakit dapat diobati dengan sel punca dan sel imun, kedua sel ini dapat digunakan secara bersamaan dengan pengobatan umum atau sebagai monoterapi. Hal ini untuk memberikan efek pengobatan yang baik dan membantu mencegah suatu penyakit serta komplikasinya.

Terapi sel di Indonesia yang baru saja dimulai dan bermitra dari Korea ini berencana untuk mentransfer teknologi, hak paten, dan hasil uji klinis ke Indonesia dalam waktu lima tahun.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *