V News

Migrant Watch: Peran UNHCR pada Pengungsi Rohingya Hanya Gimmik

297
×

Migrant Watch: Peran UNHCR pada Pengungsi Rohingya Hanya Gimmik

Sebarkan artikel ini
Direktur Executive Migrant Watch Aznil Tan.

Venomena.id – Migrant Watch mengingatkan berbagai negara bahwa ada kewajiban internasional untuk menolong para pengungsi Rohingya.

Hal ini diungkap Aznil Tan Direktur Eksekutif Migrant Watch, yang meminta UNHCR untuk meminta pihak PBB dan Amnesty dalam penanganan pengungsi Rohingya masuk ke wilayah Indonesia, Aceh harus melibatkan berbagai negara dibawah komando Badan Pengungsi PBB UNHCR.

“Secara kemanusiaan masyarakat Indonesia terutama Aceh sudah terpanggil hatinya untuk menolong etnis Rohingya yang konon katanya terdampar di laut. Masyarakat Aceh penghiba bukan berarti UNHCR lepas tangan pada pengungsi Rohingya. Jangan hanya dibebankan kepada negara Indonesia,” ujarnya ke media, di Jakarta, Kamis 28 Nopember 2023.

Dikatakan Aznil, mengatakan persoalan makanan, tempat tinggal dan pendidikan serta keamanan kepada pengungsi Rohingya menjadi tanggungjawab bersama berbagai negara di dunia.

Baja juga:  Amankan 8 PMI Ilegal, Migrant Watch Tuding Kemnaker Bersama Imigrasi Hanya Sandiwara

Hasil pantauan Migrant Watch menemukan peran UNHCR menangani pengungsi Rohingnya tidak konkrit dan bersifat gimmik.

“Masyarakat Indonesia sendiri masih banyak yang susah hidupnya. Tentang kebutuhan makanan, tempat tinggal dan pendidikan sampai keamanan mereka jika semua ditanggung oleh pemerintah Indonesia bisa menimbulkan kecemburuan. Sementara dilakukan oleh UNHCR tidak konkrit dan gimmik,” ujarnya.

Dia mengatakan aksi penolakan mahasiswa Aceh kepada pengungsi Rohingya muncul karena perilaku yang buruk.

“Meski orang Aceh itu penghiba, tidak tegaan. Tapi jika orang itu tidak tahu diri, mereka bisa marah. Perilaku pengungsi Rohingya itu tidak tahu berterimakasih kepada masyarakat Aceh maka mereka diusir oleh mahasiswa,” pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, Badan Pengungsi PBB (UNHCR), melaporkan bahwa per 31 Oktober 2023, lebih dari sejuta pengungsi Rohingya pergi ke berbagai negara untuk mencari perlindungan.

Baja juga:  Gawat, Korban Pelecehan Seksual Pemuda Difabel di NTB Bertambah 13 Orang

Para pengungsi Rohingya itu berasal dari penampungan pengungsi di Cox’s Bazar, Bangladesh. Berdasarkan informasi situs UN Refugees, Senin (9/1/2022), lokasi tempat tinggal di Cox’s Bazar dinilai kurang memadai. Tempat tinggal dibuat dari bambu, serta area tempat tinggalnya rentan tanah longsor.

Pada 2022, semakin banyak pengungsi Rohingya yang lantas memilih pergi via jalur laut ke negara-negara lain.

Sempat ditolak oleh Malaysia dan pemerintah Indonesia, pengungsi Rohingya yang terdampar dan diselamatkan nelayan Aceh kini menjalani kehidupan baru di wilayah itu.

Berdasarkan data di laman UNHCR Agency Indonesia, jumlah total pengungsi Rohingya yang mendarat ke Aceh sejak pertengahan November 2023 sudah mencapai 1.543 orang.

(rdk/rdk).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *