Venomena.id – Buruh seluruh dunia telah memperingati May Day 2024 dengan berbagai aksi. Tak luput di Indonesia, para buruh Indonesia mengadakan aksi demo untuk menyuarakan tuntutannya.
May Day kali ini masih fokus di isu tolak Undang-undang Omnibuslaw dan upah buruh murah. Lembaga Nirlaba, Migrant Watch turut menyoroti peringatan May Day 2024. Migrant Watch menilai perlu dilakukan perlawanan terhadap praktek nepotisme.
“Belum tuntas perjuangan buruh melawan kezaliman pemerintah memberlakukan Undang-undang Omnibuslaw dan upah murah, sekarang malah tugas buruh bertambah satu lagi. Yaitu melawan nepotisme secara masif dilakukan Jokowi,” ujarnya Direktur Eksekutif Migrant Watch Aznil Tan ke media, Kamis 2 Mei 2024.
Bertambahnya agenda buruh tersebut karena dipandang dia karena membawa dampak kerusakan pada rasa keadilan dan persaingan yang sehat dalam dunia ketenagakerjaan.
“Nepotisme itu kejahatan peradaban dan menjadi tuntutan reformasi 1998. Jokowi sebagai presiden seharusnya menjaga komitmen bernegara ini, malah melakukan praktek nepotisme. Keadilan dan persaingan yang sehat menjadi omong kosong jika kejahatan tersebut tidak diadili,” ujarnya keras.
Selain itu, Aktivis 98 ini mengatakan pada refleksi May Day 2024 bahwa derita buruh masih terus menjadi budak kapitalis pada kepemimpinan pemerintahan baru periode 2024 – 2029.
“Pada 2024 kedepan, buruh masih hidup menderita. Presiden periode 2024-2029 nanti masih berwatak pro kapitalis global. Indonesia tetap menjadi pekerja murah. Praktek diskriminatif dan nepotisme semakin marak, karena pemerintah sendiri juga sebagai pelakunya,” pungkasnya.
(rdk/rdk)