Venomena.id – Pengamat ketenagakerjaan, Aznil Tan, menyatakan bahwa penjelasan dari manajemen Sritex sudah cukup menjawab isu yang berkembang terkait pemutusan hubungan kerja (PHK) yang mencuat di perusahaan tekstil PT Sritex.
Diketahui bahwa Wakil Menteri Ketenagakerjaan (Wamenaker) Immanuel Ebenezer telah memanggil Komisaris Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (Sritex), Iwan Setiawan Lukminto, di Jakarta pada Rabu, 13 November 2024.
“Kami juga terkejut mendengar isu yang beredar bahwa anak perusahaan Sritex melakukan PHK terhadap 2.500 orang. Saya pun segera menghubungi Pak Wamen untuk meminta klarifikasi. Beliau menyatakan ikut terganggu oleh isu tersebut dan telah memanggil direktur Sritex untuk mendapatkan penjelasan. Alhamdulillah, hari ini semua sudah terjawab,” kata Aznil Tan kepada media, Rabu 14 November 2024.
Ketua Ikatan Alumni Universitas Mercu Buana (ILINI UMB) yang kini fokus pada perlindungan ketenagakerjaan dalam dan luar negeri ini menjelaskan bahwa meskipun buruh dirumahkan, hak-hak mereka tetap terlindungi.
“Walaupun buruh dirumahkan, hak-hak buruh tetap melekat sesuai ketentuan dalam Permenaker Nomor 5 Tahun 2023, yang meliputi hak atas upah, jaminan sosial, serta hak untuk mendapatkan informasi mengenai rencana untuk kembali bekerja atau jika ada perubahan status,” jelasnya.
Aznil juga mengapresiasi langkah cepat Wamenaker Immanuel Ebenezer dalam memastikan tidak ada PHK bagi buruh Sritex.
“Jujur, saya sangat menghargai langkah cepat Wamenaker dalam mengantisipasi persoalan dan menjaga komunikasi publik di tengah berbagai masalah ketenagakerjaan. Beliau memiliki semangat dan empati yang tinggi terhadap buruh, sehingga terus bergerak dengan energi dan kepedulian yang luar biasa,” ujar Aznil.
Lebih lanjut, dia juga menyarankan agar pihak manajemen Sritex, debitor, dan pemerintah duduk bersama untuk menyusun langkah-langkah komprehensif dalam menyelamatkan perusahaan padat karya seperti Sritex.
“Menteri-menteri lain yang ditugaskan Presiden Prabowo juga harus bergerak cepat untuk menyelamatkan industri-industri padat karya seperti Sritex. Solusi komprehensif dalam menyelesaikan persolan bahan baku dan barang impor membanjir pasar Indonesia. Ini penting agar isu-isu yang berkembang tidak menjadi liar,” pungkasnya.
(rdk/rdk)