Venomena.id – Meski angka kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bekasi mengalami penurunan dibanding tahun lalu, pemerintah tetap mengingatkan warga untuk tidak lengah. Cuaca yang tidak menentu dan lingkungan yang tidak bersih masih bisa memicu penyebaran penyakit ini.
“Kalau kita lihat datanya, bulan Mei tahun ini ada 328 kasus DBD. Sementara di bulan yang sama tahun lalu angkanya tembus 820 kasus,” ujar Dr. Satria Sri Wijayanti, Plh Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Rabu (4/6).
Artinya, lanjutnya, ada penurunan yang cukup besar. Tapi yang perlu digarisbawahi, meski kasus turun, jumlah korban meninggal dunia justru naik.
“Tahun ini ada lima orang yang meninggal akibat DBD, padahal tahun lalu di bulan yang sama tidak ada korban jiwa,” katanya. Hal ini menunjukkan bahwa DBD masih menjadi ancaman nyata, apalagi di musim pancaroba seperti sekarang.
Ia menjelaskan, perubahan cuaca yang drastis dari panas terik ke hujan deras bisa membuat daya tahan tubuh menurun. Ini membuat seseorang jadi lebih rentan terserang virus, termasuk virus dengue.
Untuk mencegah penyebaran, Dinas Kesehatan terus melakukan berbagai langkah pencegahan. Salah satunya adalah lewat Posyandu. Di Kota Bekasi sendiri ada lebih dari 1.600 Posyandu yang aktif.
“Kita sudah lakukan penyuluhan, pembagian bubuk abate, dan edukasi ke warga soal pentingnya menjaga kebersihan lingkungan,” jelasnya.
Setiap rumah, tambahnya, idealnya punya satu “guru jentik” orang yang tahu cara mengecek dan membersihkan tempat-tempat yang bisa jadi sarang nyamuk.
“Kami ajarkan cara mengenali tempat-tempat yang rawan jadi tempat berkembangbiaknya nyamuk. Misalnya, genangan air, kaleng bekas, atau gantungan baju yang lembap,” ucapnya.
Bekasi dengan jumlah penduduk lebih dari 2,5 juta jiwa, tentu punya tantangan tersendiri dalam mengendalikan penyakit menular seperti DBD. Karena itu, ia menekankan bahwa upaya pencegahan tidak bisa dilakukan pemerintah saja, tapi harus melibatkan seluruh warga.
“Kita butuh kerja sama semua pihak. Dari RT, RW, kader kesehatan, hingga warga biasa. Jangan tunggu sampai ada yang kena dulu baru sibuk bersih-bersih. Pencegahan itu lebih baik, lebih murah, dan tentu lebih aman,” katanya.
Pemerintah juga mengingatkan bahwa DBD bukan hanya soal nyamuk. Tapi juga soal gaya hidup.
“Kita harus biasakan hidup bersih, tidak menumpuk sampah, tidak menampung air sembarangan, dan selalu jaga daya tahan tubuh,” tutupnya.
Dengan langkah yang konsisten dan keterlibatan aktif dari masyarakat, diharapkan kasus DBD di Kota Bekasi terus menurun, dan tidak ada lagi korban jiwa ke depannya.