V News

Daging Kurban Dikenakan Bayar 15 Ribu, Panitia Kurban Berdalih Untuk Biaya Operasional

140
×

Daging Kurban Dikenakan Bayar 15 Ribu, Panitia Kurban Berdalih Untuk Biaya Operasional

Sebarkan artikel ini

Venomena.id – Beredar video yang viral di media sosial memicu kehebohan di masyarakat, setelah muncul dugaan adanya penjualan kupon daging kurban di wilayah Cikiwul, Kecamatan Bantar Gebang, Kota Bekasi. Video tersebut menampilkan sejumlah warga yang disebut-sebut harus membayar uang sejumlah Rp15.000 untuk mendapatkan daging kurban. Isu ini pun langsung memancing reaksi publik.

Panitia kurban dari Ikatan Pemulung Indonesia, Tarmin, selaku Ketua Ikatan Pemulung Indonesia yang juga menjadi koordinator kegiatan kurban tersebut angkat bicara.

Dalam keterangannya, Tarmin menjelaskan bahwa kegiatan kurban ini awalnya merupakan inisiatif dari komunitas pemulung di sekitar Bantar Gebang yang ingin turut serta berkurban. Mengingat keterbatasan ekonomi warga yang sebagian besar berprofesi sebagai pemulung, maka panitia memutuskan untuk memfasilitasi penyembelihan.

Namun, ada biaya operasional yang perlu ditanggung, seperti biaya untuk pemotong hewan, pembersihan daging, hingga konsumsi ringan untuk para panitia. Biaya total mencapai Rp2.600.000. Oleh karena itu, warga yang ingin mendapatkan bagian dari daging kurban tersebut dikenakan biaya Rp15.000 per kupon, yang sebelumnya telah disepakati bersama.

Baja juga:  Masa Konsen Unjuk Rasa, Tuding Tata Kelola RSUD Kota Bekasi Bobrok

“Perhitungannya itu untuk satu ekor sapi bisa dibagi ke 174 orang. Jadi, Rp15.000 itu bukan bayar daging, tapi buat biaya potong dan bersih-bersih. Itu juga hasil musyawarah,” jelas Tarmin, Senin (9/6).

Sedikitnya ada 3 sapi yang dipotong dan dibagikan oleh panitia kurban dari Ikatan Pemulung Indonesia.

Lantaran terbentur biaya operasional, panitia menurut Tarmin akhirnya memberlakukan dengan metode kurban dengan tiket berbayar Rp15.000. Karena itu, panitia tetap menggunakan sistem kupon berbayar yang sebelumnya sudah menyepakatinya.

Susi, salah satu warga penerima kupon, mengaku tidak mempermasalahkan adanya biaya Rp15.000. Menurutnya, panitia datang pada Kamis, sehari sebelum Idul Adha, untuk mendata warga yang ingin ikut serta. Ia menyebut semuanya berlangsung terbuka dan tanpa paksaan.

“Kami didatangi panitia, dijelaskan soal pembagian kupon. Saya dan warga lain tidak keberatan,” ujar Susi.

Terkait bentuk kupon yang dibagikan, Tarmin juga tidak menampik bahwa kupon yang digunakan merupakan sisa kupon dari kegiatan sosial dua tahun lalu, saat istri Kapolda Metro Jaya berkunjung ke wilayah tersebut untuk memberikan bantuan sembako.

Baja juga:  MUI Haramkan LPG 3kg dan BBM Subsidi Digunakan Orang Kaya

“Itu kupon lama yang kami manfaatkan ulang. Tidak ada maksud lain. Kami tidak cari untung, hanya ingin membantu warga bisa merasakan kurban,” tambah Tarmin.

Meski namanya terseret dalam video viral yang beredar, Tarmin berdalih dan menegaskan dirinya tidak berencana melaporkan pihak manapun. Ia hanya berharap masyarakat bisa memahami bahwa kegiatan ini murni dilakukan secara gotong royong dan tidak ada motif mencari keuntungan pribadi.

“Sedikit pun kami tidak ada niat mencari untung dari daging kurban. Kami hanya ingin semua warga, khususnya para pemulung, bisa ikut merasakan nikmatnya kurban,” tutup Tarmin.

Ironinya, kondisi ini banyak dimanfaatkan oleh beberapa warga yang ingin mendapatkan daging kurban lebih. Beberapa warga diketahui membeli lebih dari 1 kupon bahkan ada yang 4 kupon. Dengan 1 kupon warga mendapatkan 1 bungkus daging dengan berat 1 kilogram.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *