Venomena.id – Sejumlah orang tua murid dari Sekolah Al-Kareem Islamic School di Jalan Baru Perjuangan, Kelurahan Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, mendatangi sekolah Senin pagi. Namun alih-alih mendampingi anak mengikuti proses belajar, mereka justru kecewa karena sekolah mendadak tutup dan tak beroperasi seperti biasa.
Pintu kelas tergembok, dan suasana sekolah sepi dari aktivitas belajar mengajar. Anak-anak yang datang lengkap dengan seragam hanya bisa bermain di halaman, lalu pulang dengan tangan hampa.
Salah satu orang tua murid, Nurhaliza, mengaku kecewa. Ia datang ke sekolah untuk mendampingi anaknya yang dijadwalkan mengikuti ujian susulan, namun tak ada satu pun guru atau staf sekolah yang hadir.
“Anak saya minggu lalu sakit, jadi ujian susulan dijadwalkan hari ini. Tapi begitu sampai, sekolah malah terkunci. Anak saya sudah pakai seragam, siap ujian, tapi harus pulang karena sekolah tutup tanpa pemberitahuan,” ujar Nurhaliza geram, Senin (16/6).
Kekecewaan para orang tua tak hanya soal ketidakhadiran guru. Mereka menuntut kejelasan dan pengembalian dana pendidikan yang telah mereka setor ke sekolah tersebut. Salah satunya Silvia Legina (30), yang mengungkapkan bahwa sekolah menjanjikan sistem pembelajaran berbasis kurikulum Cambridge serta sejumlah fasilitas tambahan seperti kegiatan manasik, visit dokter, dan layanan konseling. Namun semua itu tidak pernah direalisasikan.
“Kami sudah bayar sampai Rp 23 juta di awal, belum termasuk iuran bulanan Rp 2 juta per anak. Tapi kurikulumnya tidak diterapkan, fasilitas juga tidak ada,” ungkap Silvia.
Masalah lain pun mencuat. Hingga kini, para murid disebut belum memiliki Nomor Induk Siswa Nasional (NISN). Padahal, status tersebut sangat penting sebagai identitas resmi siswa secara nasional.
Tak hanya itu, keluhan juga datang dari orang tua anak berkebutuhan khusus (ABK). Benny Sugeng Waluyo mengaku telah membayar biaya tambahan untuk layanan pendamping, namun anaknya belajar tanpa didampingi seperti yang dijanjikan.
“Kami sudah bayar Rp 1 juta tiap tiga bulan untuk pendamping. Tapi tidak pernah ada pendamping. Anak saya belajar sendiri. Ini sangat mengecewakan,” ujar Benny.
Merasa telah menjadi korban penipuan, para orang tua pun mengambil langkah hukum. Mereka melaporkan pihak sekolah ke Mapolres Metro Bekasi Kota dan mendesak agar uang yang telah dibayarkan segera dikembalikan.
“Kami hanya ingin kejelasan dan pertanggungjawaban. Jika memang tidak bisa dilanjutkan, kembalikan uang kami. Kami sudah cukup bersabar,” tegas Nurhaliza.
Kini, aktivitas di Sekolah Al-Kareem Islamic School praktis terhenti. Tidak ada kepastian dari pihak pengelola, sementara para orang tua hanya bisa menunggu dengan rasa cemas dan kecewa. Beberapa di antaranya bahkan berencana memindahkan anak ke sekolah lain jika tidak ada penyelesaian dalam waktu dekat.