V News

Dua Bulan Hidup Tanpa Air, Warga Bekasi Utara Mengadu ke Langit: “Tagihan Jalan, Air Mati Total!”

108
×

Dua Bulan Hidup Tanpa Air, Warga Bekasi Utara Mengadu ke Langit: “Tagihan Jalan, Air Mati Total!”

Sebarkan artikel ini

Venomena.id – Krisis air bersih yang melanda kawasan Bekasi Utara, Kota Bekasi, kian membuat warga kehilangan kesabaran. Sudah lebih dari dua bulan air dari PDAM Tirta Patriot tidak mengalir sama sekali ke rumah-rumah penduduk.

Kondisi itu paling parah dirasakan warga Kavling Alinda Permai, yang harus bertahan hidup tanpa air di tengah cuaca panas dan kebutuhan harian yang tak bisa ditunda. Warga mengaku telah berkali-kali melapor ke pihak PDAM, namun tak kunjung mendapat tanggapan serius.

“Sudah dua bulan lebih air mati total. Kami sudah sering ke kantor PDAM, tapi jawabannya selalu ‘masih dicek’. Ya dicek terus, tapi enggak ada hasilnya,” keluh Yani, salah satu warga Alinda Permai, dengan nada pasrah, Sabtu (4/10).

Antre Air, Numpang Mandi ke Musala

Setiap hari, warga kini harus mengantre membawa ember dan galon kosong di depan musala atau rumah tetangga yang memiliki sumur bor. Beberapa di antaranya bahkan membuat penampungan darurat dari drum bekas untuk menampung air bantuan dari truk tangki PDAM.

“Saya ngangkut air dari musala tiap hari, tangan sampai pegal. Sehari bisa lima galon. Kalau buat mandi dan cuci, saya numpang di rumah saudara,” cerita Yati, sambil memperlihatkan tangan yang mulai lecet karena sering mengangkat jeriken.

Baja juga:  Siap Siap Konvoi Saat Ramadhan Bakal Ditindak Tegas Sesuai Maklumat Kapolda Metro Jaya

Warga lain menambahkan, bantuan truk tangki air dari PDAM memang datang sesekali, tapi jumlahnya terbatas dan tidak mampu memenuhi kebutuhan semua warga terdampak.

“Kemarin sih sempat datang tiga tangki, tapi untuk hari ini belum datang lagi. Kalau lambat, warga antre lama. Satu tangki saja rebutan satu RT,” ujar Heri Susanto, Ketua RT setempat.

Menurut Heri, sekitar 60–70 persen rumah di lingkungannya mengalami pemadaman air total. Sebagian kecil warga yang memiliki pompa jet pribadi masih bisa mengandalkan air tanah, tapi selebihnya harus mencari air ke luar lingkungan.

Tagihan Tetap Jalan, Warga Protes

Ironisnya, meski air tidak mengalir, tagihan PDAM tetap berjalan normal. Beberapa warga mengaku jumlah tagihannya bahkan tidak berkurang sedikit pun, seolah aliran air tetap lancar seperti biasa.

“Tagihan tetap keluar. Padahal sudah dua bulan air mati total. Kami minta kalau memang airnya enggak jalan, ya jangan ditagih dulu. Kasihan warga, uangnya bisa dipakai buat beli air,” kata Yani.

Keluhan warga ini menjadi sorotan tersendiri karena menyinggung rasa keadilan. Warga merasa dipungut tanpa layanan, dan berharap PDAM lebih transparan mengenai penyebab padamnya pasokan air.

Baja juga:  Tawuran Berdarah di Bekasi, Nyawa Melayang, Empat Pelaku Diamankan

Bertahan di Tengah Keputusasaan

Dari pantauan di lapangan, suasana di Kavling Alinda Permai tampak seperti kampung darurat air. Ember, galon, dan jeriken berjejer di pinggir jalan menunggu giliran diisi. Anak-anak terlihat membawa botol bekas untuk sekadar mencuci tangan.

Warga juga terpaksa mandi di musala atau menumpang di rumah tetangga yang memiliki sumur bor. Aktivitas harian berubah total; mencuci pakaian kini hanya dilakukan jika benar-benar mendesak, sementara sebagian memilih menunggu “keajaiban air” datang pada malam hari.

“Dulu sempat ngalir tengah malam sampai subuh, tapi sekarang mati total. Enggak setetes pun keluar,” tutur Yati dengan wajah lelah.

RT dan Warga Sudah Bersurat ke PDAM

Ketua RT Heri Susanto menyebut sudah berkali-kali melapor ke PDAM Tirta Patriot, bahkan mengirimkan surat resmi atas nama warga. Namun hingga kini, belum ada kepastian kapan suplai air akan kembali normal.

“Kami sudah bersurat, sudah konfirmasi juga, tapi jawabannya selalu ‘masih proses’. Kalau memang ada kebocoran pipa atau perbaikan, seharusnya kan bisa dijelaskan. Jangan dibiarkan warga menunggu tanpa kabar,” ujar Heri.

Ia berharap PDAM segera memperbaiki saluran utama yang menjadi sumber masalah, sebab sebagian warga mulai mengalami gangguan kesehatan akibat kurang air bersih.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *