HeadlineV Tech

Batekhan Kemhan RI dan KNDS Gelar Defence Technology Forum 2025, Sinergi Teknologi Pertahanan Berdaya Saing Global

109
×

Batekhan Kemhan RI dan KNDS Gelar Defence Technology Forum 2025, Sinergi Teknologi Pertahanan Berdaya Saing Global

Sebarkan artikel ini
Kepala Batekhan Kemhan RI, Mayjen Dr. I.E. Djoko Purwanto, S.E., M.M (kiri) dan Chief Representative Officer KNDS Indonesia Thomas Gerard (kanan).

Venomena.id – Badan Teknologi Pertahanan (Batekhan) Kementerian Pertahanan Republik Indonesia bersama mitra strategis internasional Krauss-Maffei Wegmann and Nexter Defense Systems (KNDS) menyelenggarakan Defence Technology Forum (DTF) 2025 di Golden Ballroom, The Sultan Hotel, Jakarta, Rabu 19 November 2025.

Forum bergengsi yang mengusung tema “Innovation in Defence Technology: Strengthening National Sovereignty through Strategic Collaboration” ini dirancang untuk memfasilitasi dialog konstruktif antara Kementerian Pertahanan, TNI, industri pertahanan nasional, peneliti, akademisi, serta mitra internasional dalam mengembangkan peta jalan teknologi pertahanan yang berkelanjutan dan berdaya saing global.

DTF 2025 dibuka langsung oleh Wakil Menteri Pertahanan RI Marsekal TNI (Purn) Donny Ermawan T., M.D.S., M.S.P. Menurutnya, DTF 2025 menandai momentum strategis dalam akselerasi transformasi pertahanan Indonesia melalui kolaborasi teknologi tingkat global.

“DTF 2025 menjadi momentum strategis untuk berdiskusi, bertukar pengalaman, dan bersinergi dalam mengembangkan teknologi pertahanan nasional. Teknologi pertahanan kini menjadi elemen kunci dalam menjaga kedaulatan serta menghadapi ancaman modern yang semakin kompleks. Mulai dari perang siber hingga serangan drone,” ungkap Wamenhan Donny Ermawan dalam keynote speech-nya.

Mengutip pernyataan Presiden Prabowo yang disampaikan dalam pertemuan internasional United Nations General Assembly September 2025 lalu, “The strong do what they can and the weak suffer what they must”. Presiden Prabowo mendesak agar doktrin ini bisa dihapuskan.

“Doktrin tersebut mengharuskan kita untuk selalu siap sedia dan jangan sampai kita lemah dan diperlakukan semena-mena oleh yang lebih kuat. Karena itulah kita harus mempersiapkan teknologi pertahanan. Ancaman modern saat ini tidak terbatas pada konflik konvensional, tetapi mencakup perang siber, serangan drone, perang elektronik, terorisme berbasis teknologi tinggi, serta potensi konflik di wilayah laut dan udara,” ujar Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan ini.

Berbagai ancaman tersebut menuntut kesiapan TNI yang tidak hanya bertumpu pada jumlah personil, tetapi juga kecepatan, akurasi, dan efektifitas pemanfaatan teknologi. Karena itulah, pengembangan teknologi pertahanan merupakan kebutuhan mutlak dan bukan hanya pilihan strategis.

Dengan kemampuan teknologi yang memadai, akan membuat negara lebih kuat dan menegakkan kedaulatan, melindungi kepentingan nasional, dan merespon ancaman global secara lebih efektif. “Dalam konteks tersebut Kementerian Pertahanan menetapkan kebijakan strategis yaitu Perisai Trisula Nusantara,” ujarnya.

Perisai Trisula Nusantara yang mengintegrasikan kekuatan tiga matra TNI (Darat, Laut, Udara) dalam menciptakan pertahanan yang komprehensif, terkoordinasi, dan responsif terhadap berbagai ancaman. Bertujuan menjaga kedaulatan nasional sekaligus meningkatkan kapabilitas operasional TNI melalui modernisasi alat utama sistem pertahanan (Alutsista), penguatan profesionalisme prajurit, dan pengembangan ekosistem pertahanan yang tangguh.

Teknologi pertahanan berlangsung sangat cepat, mulai dari arteleri canggih, amunisi kaliber besar, sistem pertahanan otonom, hingga teknologi di medan perang modern. Moderinisasi alutsista tidak hanya berarti pengadaan peralatan baru, tetapi penyesuaian kemampuan personil TNI dalam mengoperasionalkan sistem peralatan secara lebih efektif, terintegrasi, dan selaras dengan karakteristik wilayah pertahanan Indonesia.

“Alutsista yang dimiliki Indonesia tidak sekadar menjadii simbol kekuatan, tetap benar-benar berfungsi sebagai instrumen strategis menjaga kedaulatan negara dan memberikan keunggulan dalam menghadapi berbagai potensi ancaman,” ujarnya.

Wamenhan Donny Ermawan menegaskan, penguatan kemampuan produksi alutsista dalam negeri menjadi prioritas. Termasuk pengembangan sistem elektronik, amunisi, serta penguatan pendukung lainnya.
Dengan industri pertahanan dalam negeri yang mandiri dan inovatif, Indonesia tidak hanya dapat memenuhi kebutuhan TNI, tapi juga membuka peluang ekspor, hingga membangun teknologi sistem pertahanan yang berkelanjutan.

“DTF 2025 sebagai wadah innovation showcase, dialog strategis, dan collaboration framework. Saya berharap forum ini dapat menghasilkan rekomendasi strategis, kolaborasi, memperkuat inovasi, serta membuka peluang kerja sama industri ppertahanan nasional dengan mitra internasional,” ujarnya.

DTF 2025 Membangun Ekosistem Industri Pertahanan Nasional Kepala Batekhan Kemhan RI, Mayjen Dr. I.E. Djoko Purwanto, S.E., M.M., menegaskan DTF 2025 bukan sekadar forum diskusi, melainkan platform strategis untuk membangun ekosistem industri pertahanan nasional yang berdaya saing global.

“Forum ini menghadirkan para pemangku kepentingan di bidang pertahanan, mulai dari Kementerian Pertahanan, TNI, industri pertahanan nasional, hingga peneliti dan akademisi untuk berdiskusi dan berbagi wawasan mengenai kemajuan teknologi pertahanan di era modern,” ujar Djoko Purwanto.

Teknologi pertahanan berperan penting dalam menjaga kedaulatan dan keamanan nasional. Kemajuan pesat di bidang arteleri, amunisi kaliber besar sistem otonom, dan teknologi drone membutuhkan kolaborasi strategis antara industri pertahanan dalam negeri dan internasional.

DTF 2025 merupakan kolaborasi strategis antara Kemhan RI dan KNDS Prancis sebagai tindak lanjut program kerjasama alutsista strategis yang sudah diinisiasi oleh Presiden Prabowo dan Presiden Prancis saat Emmanuel Macron. Komitmen inilah yang menjadi landasan seluruh kerjasama dalam upaya menciptakan kemandirian strategis, peningkatan kapasitas industri lokal, dan mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai kekuatan pertahanan yang berdaulat, modern, dan mandiri.

Secara definitif, target utama kita adalah menopang percepatan kemandirian industri pertahanan nasional melalui ahli teknologi, kolaborasi dalam sistem riset dan pengembangan, serta peningkatan substansial kapasitas manufaktur di tanah air.

Baja juga:  BYD Produksi Kapal Terbesar di Dunia Mampu Angkut Ribuan Mobil

“Defence Technology Forum ini merupakan ajang berbagi pengetahuan teknologi dan wawasan dalam menentukan peta jalan teknologi pertahanan, menjembatani inovasi global dan kapasitas nasional, membangun ekosistem inovasi yang inklusif,” ujarnya.

Momentum Strategis Transformasi Pertahanan Indonesia
Lebih dari empat dekade menjadi mitra strategi pertahanan industri darat, hubungan KNDS dengan Indonesia memiliki target yang bertujuan untuk memperkuat kemitraan industri dengan Indonesia agar sesuai dengan kebutuhan pemerintah dan pengguna.

Raksasa pertahanan Prancis ini mengintensifkan kerja sama untuk memenuhi target swasembada pertahanan Indonesia sekaligus mempersiapkan pondasi untuk ekspor ke kawasan regional. Chief Representative Officer KNDS Indonesia Thomas Gerard menegaskan optimisme perusahaan dalam menghadirkan Indonesia mencapai kemandirian pertahanan sehingga menjadi pemain utama di industri pertahanan.

“Tujuan kerja sama kami dengan pemerintah melalui Kementerian Pertahanan dan perlindungan industri Indonesia, baik BUMN maupun swasta, adalah untuk memaksimalkan lokalisasi, mengembangkan sumber daya manusia, dan menjadikan industri Indonesia sebagai bagian dari rantai pasokan global dan ekspor KNDS serta berkumpul di kawasan regional,” ujarnya.

Untuk mewujudkan target tersebut, KNDS berkomitmen untuk melakukan transfer teknologi yang komprehensif serta transfer sistem perakitan dan transfer manufaktur amunisi kaliber besar ke industri Indonesia.

“Komitmen kami adalah untuk melakukan transfer perakitan, manufaktur, dan teknologi di Indonesia dalam rangka memberikan kontribusi pada roadmap pemerintah Indonesia untuk kemandirian industri pertahanan nasional,” kata Thomas.

Forum ini merupakan inisiatif strategis yang diprakarsai oleh Batekhan, berkolaborasi dengan KNDS, perusahaan pertahanan darat terkemuka dari Prancis yang dikenal sebagai pemimpin global dalam industri pertahanan darat. Kolaborasi strategis ini dirancang untuk mencakup joint research and development, technology localization, pembangunan ekosistem industri pertahanan, hingga menjadikan Indonesia sebagai regional defense hub.

DTF 2025 menghadirkan dialog konstruktif antara TNI, industri pertahanan nasional, peneliti, akademisi, serta mitra internasional.

DTF 2025 lahir dari komitmen bilateral yang dimulai dari level tertinggi. Hubungan erat antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Emmanuel Macron. Presiden Macron bersama Ibu Negara Brigitte Macron melakukan kunjungan bilateral ke Indonesia pada 27-29 Mei 2025. Sebaliknya, Presiden Prabowo menjadi tamu kehormatan pada perayaan Bastille Day di Prancis atas undangan khusus Presiden Macron pada 14 Juli 2025.

Kedekatan kedua kepala negara menjadi pondasi politik yang membuka jalan bagi kolaborasi strategis di bidang pertahanan, yang kemudian melahirkan Letter of Intent (LoI) yang ditandatangani oleh Menteri Pertahanan kedua negara. LoI tersebut membuka jalan bagi terselenggaranya kerja sama antara Batekhan dan KNDS, antara lain adalah terselenggaranya DTF 2025.

Visi Batekhan sejalan dengan komitmen KNDS yang mengalokasikan lebih dari 14 persen revenue untuk Research and Development. Mayjen Djoko Purwanto selaku Kepala Batekhan Kemhan RI menandatangani Memorandum of Understanding dengan CEO KNDS France, Nicolas Chamussy.

MoU yang dituangkan dalam PKS/22/VI/2025 tanggal 11 Juni 2025 ini mengatur kerja sama transfer pengetahuan teknologi pertahanan, khususnya dalam bidang penelitian dan pengembangan. DTF 2025 merupakan implementasi konkret dari kesepakatan tersebut.

”DTF 2025 merupakan implementasi kemitraan strategis bilateral Indonesia-Prancis. Kedekatan Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Emmanuel Macron di bidang pertahanan direalisasikan melalui kolaborasi Batekhan dan KNDS France dalam forum ini,” tutur Kepala Batekhan.

Dalam kesempatan yang sama, Managing Director Danantara Dr. IR. Dwi Susanto mengapresiasi terselenggaranya forum strategis ini. Menurutnya, forum ini mempertemukan ekosistem pertahanan Indonesia untuk merefleksikan, berkolaborasi, membentuk, dan menentukan masa depan teknologi pertahanan negara.

“Sebuah negara yang menguasai kemampuan teknologi akan menjaga kedaulatannya, sementara yang tertinggal akan menempatkan masa depannya dalam risiko. Oleh karena itu, prinsip aliansi ini memberikan Indonesia aspirasi pertahanan jangka panjang. Sepanjang sejarah, penguasaan teknologi pertahanan telah membentuk arah keamanan yang strategis,” jelasnya.

Tantangan perang multi dominan di darat, laut, udara, siber, dan ruang angkasa memerlukan ekosistem pertahanan yang modern, adaptif, canggih secara teknologi, dan siap menghadapi masa depan. Untuk tetap berdaulat, Indonesia harus memperkuat semua domain pertahanannya, baik udara, maritim, maupun darat.

Dwi Susanto menambahkan, Indonesia telah mencapai kemajuan yang berarti dalam modernisasi kemampuan pertahanan. Namun, inovasi pertahanan global berkembang dengan cepat, yang memaksa untuk bertindak cepat dan dan strategis.

“KNDS muncul sebagai mitra strategis yang tak tergantikan. Sebagai salah satu pemimpin terkemuka Eropa dalam inovasi pertahanan, KNDS menghadirkan platform senjata canggih, sistem artileri mutakhir, dan pemahaman mendalam tentang solusi perang terintegrasi,” tambahnya.

Kolaborasi dengan KNDS membuka jalan bagi pengembangan bersama, transfer teknologi yang bermakna, pembangunan kemampuan industri, penelitian bersama, dan penguasaan teknik jangka panjang. Presiden Prabowo Subianto menegaskan bahwa Prancis merupakan salah satu mitra utama Indonesia dalam modernisasi peralatan pertahanan, termasuk dalam pengembangan industri pertahanan melalui produksi bersama dan transfer teknologi.

Kemitraan ini mewakili pembentukan masa depan teknologi di mana Indonesia berdiri lebih kuat dan lebih berdaulat. “Pada akhirnya forum ini harus menjadi katalisator bagi perjalanan Indonesia menuju inovasi pertahanan dan kedaulatan teknologi pertahanan,” tutupnya.

Baja juga:  8x8 Inc Dinobatkan Sebagai Salah Satu Vendor DANA Berkinerja Terbaik 2024

Premier Conseiller Kedutaan Besar Prancis untuk Indonesia, Timor-Leste, dan ASEAN Fabrice Fize mengucapkan terima kasih atas terselenggaranya forum strategis ini. Forum ini menegaskan komitmen kerja sama antara Indonesia dan Prancis yang sudah terbangun selama bertahun-tahun.

Kehadiran Prancis di wilayah Indo-Pasifik terutama untuk melakukan kerja sama pertahanan dan ekonomi, serta aktif dalam forum multilateral dan kemitraan strategis. “Pendekatan kami berfokus pada penguatan keamanan dan ketahanan secara bersama-sama, mempromosikan multilateralisme yang efektif berdasarkan hukum internasional, serta merancang proyek-proyek kepentingan bersama untuk mengatasi tantangan global,” ujarnya.

Indonesia merupakan mitra strategis bagi Prancis. Menurutnya, Menteri Pertahanan RI Sjafrie Sjamsoeddin beberapa waktu lalu melakukan pertemuan bilateral dengan Menteri Pertahanan Prancis H.E. Mr. Sebastien Lecornu di Paris, Prancis. Pertemuan bilateral ini mencerminkan hubungan erat serta komitmen bersama kedua negara dalam memperkuat kerja sama di bidang pertahanan.

Hal ini mencakup penguatan dialog pertahanan, kolaborasi industri pertahanan, serta peningkatan pertukaran personel antar angkatan bersenjata kedua negara. Semua langkah ini dilandasi oleh semangat perdamaian, saling menghormati, dan stabilitas kawasan.

Pemerintah Indonesia melalui PT Pindad telah menandatangani Surat Kesepakatan (Letter of Intent/LOI) dengan KNDS.Kerja sama kedua instutusi ini demi memperdalam kolaborasi industri, sehingga produksi alutsista. PT-PINTAD dan KNDS juga berencana untuk memproduksi sistem artileri tingkat tiga dan amunisi berkalibrasi besar yang bersifat bersama dan asli.
Dalam perspektif yang lebih luas dan jangka panjang, Prancis mendukung Indonesia menjadi pusat industri pertahanan regional di Asia Tenggara.

“Di luar bidang pertahanan, kami ingin kerja sama teknologi kami meluas ke sektor dirgantara, maritim, siber, dan antariksa. DTF 2025 merupakan simbol komitmen bersama kami untuk berkolaborasi sebagai mitra yang setara dalam jangka panjang, mempromosikan industri pertahanan masing-masing dan kedaulatan kami,” imbuhnya.

Komitmen Batekhan untuk Kedaulatan Nasional

Dalam mengantisipasi evolusi ancaman keamanan global, DTF 2025 mengusung agenda komprehensif dalam dua sesi utama. Sesi Pertama yakni Inovasi Artileri dan Amunisi Kaliber Besar. Dalam sesi ini membahas evolusi artileri dalam peperangan modern serta penggunaan amunisi kaliber besar di masa depan.
Sesi ini dipandu moderator Curie Maharani Safitri, Ph.D., pengamat isu pengadaan pertahanan, kebijakan industri, perjanjian offset, proliferasi senjata, dan indigenisasi teknologi, yang saat ini menjabat sebagai dosen Studi Konflik dan Keamanan di Universitas Binus.

Sedangkan pada sesi kedua membahas Sistem Otonom dan Teknologi Pertahanan Masa Depan. Dalam sesi ini para narasumber mengeksplorasi peningkatan penggunaan sistem otonom di darat, udara, dan laut, termasuk loitering munitions, kapasitas anti-drone, serta robotika sebagai elemen kunci dalam pertempuran kolaboratif. Sesi ini dipandu moderator Tangguh Chairil, S.Sos., M.Si. (Han), M.Si., analis pertahanan dan dosen Studi Konflik dan Keamanan di Universitas Binus.
DTF 2025 menegaskan komitmen Batekhan dan KNDS dalam penguatan kedaulatan nasional melalui kolaborasi strategis. Forum ini menjadi bukti bahwa Indonesia serius dalam membangun kemandirian industri pertahanan dengan tetap terbuka terhadap transfer teknologi dan kerja sama internasional.

Melalui forum ini, diharapkan lahir gagasan, kerja sama, dan inovasi baru yang akan mengakselerasi transformasi pertahanan Indonesia menghadapi tantangan keamanan yang semakin kompleks di era modern.
Hadir pada kesempatan tersebut sejumlah tokoh penting, antara lain: Komisi I DPR RI, CEO Danantara, Duta Besar Republik Prancis untuk Indonesia, Timor Leste, dan ASEAN, Fabien Penone, Defence Attaché Prancis, Direktur Utama Danantara beserta Staf, Pimpinan KADIN, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (BAPPENAS).

Dewan Pertahanan Nasional, Kepala Staf Angkatan Darat, Pimpinan Industri Pertahanan Nasional DEFEND ID: PT Pindad, PT Dirgantara Indonesia, dan PT LEN Industri, Perwakilan Lembaga Riset BRIN dan Akademisi dari ITB, UI, dan Universitas Pertahanan Indonesia.
Narasumber dari Institusi Strategis Nasional dan Internasional

Forum ini menghadirkan para ekspert dari berbagai institusi:
Dari TNI:
Mayjen TNI Budi Eko Mulyono (Komandan Pusat Kesenjataan Artileri Medan)
Brigjen TNI Dani Wardhana (Dirsen Pussenkav)
Kolonel Laut (T) Teguh Kadyat Yudharto (Kepala Dinas Litbang TNI AL)
Kolonel Laut (E) Dr. Faried Jaendar Muda (Kabid Matra Laut Puslitbang Alpalhan Balitbang Kemhan)
Industri Pertahanan Nasional:
Prima Kharisma I.Y., Ph.D. (Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Pindad)
M. Sulaeman Sabana (Direktur Sistem Persenjataan dan Komunikasi PT SSE)
KNDS France:
Olivier Fort (Artillery Marketing Director)
Eric Monthuis (Ammunition Marketing Director)
Olivier Lequeux (Medium Caliber Marketing Director)
Quentin Gouriou (Mechanical Engineer for Robotic)
Serta Irjen Pol Faizal Thayeb (Deputi Bidang Penindakan dan Pembinaan Kemampuan BNPT) dan perwakilan dari Universitas Pertahanan. Rangkaian DTF 2025 kemudian ditutup oleh Sekretaris Batekhan Marsma TNI S. Arief Hardoyo, ST., M.IT., M.Sc.

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *