V News

Tagihan Naik, Air Keruh, Anggaran Bengkak: Dugaan Korupsi Tirta Patriot Kian Panas, Kejaksaan Turun Tangan

29
×

Tagihan Naik, Air Keruh, Anggaran Bengkak: Dugaan Korupsi Tirta Patriot Kian Panas, Kejaksaan Turun Tangan

Sebarkan artikel ini

Venomena.id – Warga Kota Bekasi sudah bertahun-tahun dipaksa menghadapi air keruh, berbau, dan tak layak pakai, meski tagihan setiap bulan tetap datang tanpa kompromi. Namun di balik pipa-pipa tua yang mengalirkan air kekuningan itu, muncul dugaan penyimpangan anggaran bernilai fantastis. Kini, kasus tersebut resmi bergulir ke Kejaksaan Negeri Kota Bekasi.

Awal pekan ini, Pemuda Peduli Air Minum Indonesia (PPAMI) menerima surat panggilan resmi dari Kejari Kota Bekasi untuk memberikan keterangan lanjutan terkait laporan dugaan korupsi pengelolaan air Perumda Tirta Patriot. Sebelumnya, laporan itu telah lebih dulu masuk ke Kejaksaan Agung RI, menandakan bahwa persoalan air bersih Bekasi bukan lagi sekadar isu lokal.

“PPAMI akan hadir. Ini menunjukkan proses hukum tidak mandek,” kata Ketua Umum PPAMI, Garisah Idharul Haq, Senin (1/12).

Panggilan Kejaksaan ini juga membuktikan bahwa laporan PPAMI tidak berakhir di laci gelap birokrasi. Justru sebaliknya dokumen itu kini berada di radar aparat penegak hukum, termasuk di level pusat.

Anggaran Melonjak Ribuan Persen, Kualitas Air Makin Memprihatinkan

Dalam laporannya, PPAMI membawa tiga dokumen utama sebagai dasar aduan. Pertama, laporan Badan Pemeriksa Keuangan yang menyebut kualitas air Perumda Tirta Patriot tidak memenuhi standar kesehatan pada 14 titik pelanggan. Audit tahun anggaran 2020 hingga semester I 2022 itu tampak tidak ditindaklanjuti secara serius.

Baja juga:  Ironi Hari Raya Idul Fitri, Rakyat Sulit Tukar Uang Baru di Bank Tapi Ada Jasa Penukaran Dapat Puluhan Juta

Kedua, hasil uji laboratorium PAM JAYA terhadap sampel air pelanggan. Hasilnya serupa parameter air minum jauh dari batas kelayakan dan menyimpang dari standar layanan air bersih.

Namun yang paling mencolok adalah dokumen keuangan perusahaan. Dalam satu tahun saja, biaya operasional pengolahan air melonjak dari Rp 4,1 miliar pada 2022 menjadi Rp 23,1 miliar pada 2023. Kenaikan lima kali lipat itu memunculkan tanda tanya besar.

“Ke mana mengalirnya uang sebesar itu kalau air yang keluar dari keran rumah warga masih berbau dan keruh?” kata Garisah.

Bisnis Air yang Tak Pernah Transparan

Bagi kota besar seperti Bekasi, air bersih seharusnya menjadi layanan dasar yang memastikan kualitas hidup warganya tetap terjaga. Namun fakta di lapangan berkata lain. Banyak warga mengaku keluhan mereka selama ini tak ubahnya hanya angin lalu. Penyampaian keluhan dilakukan berkali-kali, tetapi perbaikan tak pernah terasa.

Ironisnya, di saat kualitas layanan semakin merosot, belanja operasional perusahaan justru membengkak. Tidak ada informasi yang transparan, tidak ada laporan yang memadai, dan tidak ada perubahan berarti di lapangan.

“Kami menduga ada skema pemborosan atau penggelembungan anggaran. Kami hanya ingin kebenaran, karena masyarakat sudah lama menjadi pihak yang paling dirugikan,” tegas Garisah.

Baja juga:  Ngeri, 15 Anggota Polrestabes Medan DPO Kasus Perampokan

Menyusuri Pipa Gelap: Kejaksaan Siapkan Pemeriksaan

Setelah menerima laporan, Kejaksaan kini mempersiapkan pemanggilan sejumlah pihak yang diduga mengetahui alur dana maupun kebijakan yang berkaitan dengan dugaan korupsi di tubuh Perumda Tirta Patriot. Bagi PPAMI, proses ini bukan akhir, melainkan permulaan dari pertarungan panjang untuk mendapatkan keadilan bagi publik.

“Publik sudah terlalu sering dibebani tarif tanpa pelayanan setara. Semua harus dibuka,” tegas Garisah.

Sementara itu, di tengah sorotan publik, sejumlah hal lain juga ikut menjadi perhatian, termasuk gaya hidup para petinggi perusahaan mulai dari jam tangan mewah hingga fasilitas pribadi yang terus menuai komentar setelah video Dirut PDAM tertidur saat rapat viral beberapa waktu lalu.

Kasus yang Baru Dimulai

Dugaan korupsi pengelolaan air Tirta Patriot mungkin baru memasuki babak pertama. Pemanggilan PPAMI adalah langkah awal penyelidikan, namun potensi alur pemeriksaan bisa jauh lebih panjang dan kompleks. Jika aliran dana benar-benar lebih deras daripada aliran air bersih yang mengucur ke rumah warga, bukan tidak mungkin akan muncul nama-nama besar yang terseret dalam pusaran ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *