V Lifestyle

Eksistensi 40 Tahun Berkarya, Slank Rilis Album ke-25, Gelar Konser dan Berbagi Pengalaman Personil

339
×

Eksistensi 40 Tahun Berkarya, Slank Rilis Album ke-25, Gelar Konser dan Berbagi Pengalaman Personil

Sebarkan artikel ini
Konser ini perayaan 40 tahun Slank sekaligus mengenalkan album Joged yang membuat slank kembali rock n rool seperti jaman lagu Orkes Sakit Hati. (ist)

Venomena.id – Grup band Slank kembali merilis album musik baru yang berjudul Joged yang sekaligus menandai usia 40 tahun berkarya pada 26 Desember 2023.

Album Joged merupakan album studio ke-25  Slank. Kaka (vokal), Bimbim (drum), Ridho dan Abdee Negara (gitar) serta Ivanka (bass) menunjukan eksistensi bermusik setelah 40 tahun berkarya.

Perayaan 40 tahun berkarya juga dilakukan Slank dengan menggelar konser Slank Joged 40rever di Gedung Kesenian Jakarta, Sawah Besar, Jakarta Pusat, Kamis (28/12/2023) malam.

“Konser ini perayaan 40 tahun Slank sekaligus mengenalkan album Joged yang membuat slank kembali rock n rool seperti jaman lagu Orkes Sakit Hati,” kata Bimbim Slank di Gedung Kesenian Jakarta, Kamis (28/12/2023).

Lagu-lagu di album Joged masih memotret isu sosial di Indonesia sejak dua tahun terakhir ini. Album Joged juga menjadi bukti Slank tetap kritis melihat kondisi sosial di masyarakat melalui karya lagu.

Ditegaskan kembali oleh penabuh drum sekaligus frontman Slank ini, album tersebut tetap membawa pesan bahkan kritik tentang kehidupan sosial di Tanah Air beberapa tahun belakangan.

“Pastinya kami selalu kritis lewat karya dan Kalau dicermati, sampai saat ini Slank masih mencoba kritis terhadap isu sosial yang ada di Indonesia,” kata Bimbim.

Album Joged memberikan nuansa musik berbeda dari karya-karya Slank sebelumnya meski mereka tetap menghadirkan akar rumput musik mereka yakni rock n rool. “Slank mencoba berinovasi, termasuk di album Joged ini dan musiknya beda banget tapi kami tetap rock n roll,”tambah Bimbim.

Slank menggarap album Joged sejak Januari 2023 dan merekam semua lagunya selama lima hari di sebuah vila di Bogor, Jawa Barat. Slank memasukan banyak unsur dalam karyanya yang tetap terasa Indonesia-nya meski lirik lagunya ada yang berbahasa Inggris. “Musik Slank tetap rock n roll, tapi sekarang bisa bikin joget,” jelas Bimbim.

Baja juga:  Rilis Single, Duo Kakak Adik Kaka Berikan Semangat dan Warna Baru Bagi Musik Anak

Menariknya Kali ini, Slank menghadirkan 9 lagu dengan warna baru yang jauh berbeda dari album-album Slank sebelumnya, dengan tetap menyertakan 4 unsur yang selalu ada di setiap album Slank, yaitu Cinta, Sosial, Alam dan youthmovement. Album ini juga merupakan hasil kontemplasi Slank di gunung.

Adapun nama Joged sendiri merupakan bentuk pendekatan Slank terhadap budaya di Indonesia, dimana setiap daerah memiliki karakteristik budaya tersebut.

“Setiap daerah punya tarian atau jogednya. Jadi arti kata Joged ini sangat luas, meski lagunya tetap kritik,” kata Kaka.

Sejauh ini, album Joged memberikan nuansa yang berbeda dari karya-karya Slank sebelumnya yang terus berusaha mengikuti musik setiap zamannya.

Basis Slank Ivanka menyebutkan album Joged bentuk upaya Slank menjaga identitas mereka sebagai grup musik asal Indonesia. “Ini pertama kali Slank memakai Indonesian rhythm di lagu-lagunya,” ujar Ivanka.

Sementara itu, menandai empat dekade perjalanan Slank masing personil membagikan pengalaman yang dirasakan masing masing personil Slank

Selama 40 tahun berdiri, Slank telah merilis 25 album studio, dan tentu ribuan konser. Mereka juga telah berganti formasi beberapa kali, sampai akhirnya saat ini beranggotakan Kaka, Bimbim, Ridho, Ivanka, dan Abdee.

“Best job in the world, jalan-jalan, keliling dunia,” kata Bimbim.

Hal senada juga disampaikan vokalis Kaka. Menurut Kaka, bermusik tak ubahnya bermain-main. “Kata-kata ‘main’ band jangan berubah, ‘main-main’ terus. Mood kita berkumpul berlima, (Slank) jadi playground. 40 tahun main-main terus. Best job in the world,” ujar vokalis Kaka.

Baja juga:  Lula Anak Kandung Bimbim Slank Rilis Album Perdana Bertajuk Curhat Lula

Kita ketahui, Kaka dan Bimbim adalah dua personel yang bertahan sejak Slank berdiri tahun 1983. Sedangkan bagi Ridho, gitaris yang bergabung ke Slank tahun 1997, arti perjalanan panjang Slank adalah sebuah anugerah.

“Gift terbesar dari Tuhan buat gue (menjadi personel Slank). Masih bareng-bareng terus, bikin album. Main-main. Best job in the world bener,” ucap Ridho.

Sedangkan untuk menjaga eksistensi selama empat dekade sebagai sebuah band bukan perkara mudah. Slank sendiri pernah jatuh dalam jerat narkotika, konflik internal, iklim industri yang berganti, dan segala sesuatu yang mungkin terjadi sebagai sebuah band.
Namun, mereka tetap bertahan dengan segala daya dan upaya.

“Industri musik beda (dari era awal Slank). Dunia digital lebih cepat dan mudah berkomunikasi dengan penggemar. Kita pernah eksperimen manggung di Monas private, share mendadak (jelang acara) tapi tetap ramai,” kata Bimbim menceritakan bagaimana Slank beradaptasi dengan perubahan medium komunikasi.

Lebih lanjut, Bimbim juga menegaskan bahwa Slank adalah band yang produktif. Hal itu membuat mereka terus relevan.

“Kita enggak pernah berhenti bikin album, paling lama 2 tahun, setiap tahun atau 2 tahun. Di panggung, di tv, enggak pernah berenti. Kita ada di panggung terus.”

Bassist Ivanka menambahkan bahwa relevansi Slank terhadap tiap era dikarenakan musik yang mereka bawakan menyesuaikan dengan isu-isu aktual. “Yang disampaikan hal-hal aktual, itu yang membuat jadi relevan,” kata Ivanka.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *