Venomena.id – Kursi Menteri Pemuda dan Olahraga ditinggalkan oleh Dito Ario Tejo kosong. Sepekan sudah jabatan Menpora hingga saat ini belum ada yang mengisi.
Meski santer di kabarkan keponakan Presiden Prabowo yaitu Rahayu Saraswati Dhirakanya Djojohadikusumo akan mengisinya, namun publik masih dibuat bertanya tanya.
Selain sosok keponakan Presiden, memang belum banyak nama yang menghiasi bursa kursi Menpora.
Namun negeri ini tak kekurangan sumber daya Manusia. Sosok santri yang juga penulis buku asal Jawa Timur, M Husni Mubarok (MHM) santer muncul digadang-gadang akan bersaing dengan keponakan Prabowo tersebut.
Husni Mubarok saat dihubungi awak media yang tengah berada di kampung halaman, sedikit mengungkap dan mengkritisi kondisi Kemenpora selama ini.
Ia menilai bahwa pemuda Indonesia terlalu lama terjebak pada polarisasi berpikir “Pragmatisme sesaat” seperti sikap dan tindakan Linier yang cenderung mengandalkan titel atau ijasahnya bukan pada kreatifitasnya.
“Hal itu diperparah oleh Kementerian Pemuda dan Olah Raga yang sudah lebih dari 50 tahun selalu memprioritaskan Kegiatan seremonial seperti olah raga , bukan pada bagaimana Pemuda Indonesia tidak hanya jago membawa bola di lapangan, atau sejenisnya,” ungkap Husni pada awak media, Senin 15 September 2025.
Lebih jauh tutur Husni, yang lebih penting dari hanya sekedar seremoni itu adalah
bagaimana Negara, Kementerian Pemuda dan Olah Raga mempersiapkan ekonomi mereka jika nanti sudah tak lagi menjadi bintang di setiap cabang olahraganya
“Jika saya di takdirkan jadi Menteri Pemuda dan Olah Raga, maka saya akan fokus 60% pada progam pemuda kreatif nusantara yang mempersiapkan Para pemuda pemudi Indonesia dan purna olahragawan olahragawati bisa membangun Perekonomian Keluarganya jangka panjang,” tegas mantan aktivis ini.
Penulis Buku Pembangunan Desa dan Peran Pemuda (2016) ini menilai, hingga kini Indonesia belum mampu mensejahterakan para olahragawan seperti di negara-negara maju seperti Brazil, Perancis, Argentina. Sejarah Membuktikan, disetiap Negara di Belahan Dunia, Pemuda menjadi Pelopor Perubahan.
“Jadi jangan sampe pemuda Indonesia hanya menjadi bahan Komoditi segelintir oligarki, jangan sampe hanya menjadi objek permainan para judi bola kelas kakap,” ungkapnya.