V News

Krisis Sampah di TPA Sumur Batu: Longsor Tutup Akses, Pengelolaan Diperbarui

75
×

Krisis Sampah di TPA Sumur Batu: Longsor Tutup Akses, Pengelolaan Diperbarui

Sebarkan artikel ini

Venomena.id – Sepekan lebih sejak terjadinya longsor di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumur Batu, Kota Bekasi, aktivitas pengangkutan sampah masih terganggu. Truk-truk pengangkut sampah yang biasa masuk hingga ke zona tiga kini hanya bisa mengantre sampai zona dua. Hal ini terjadi karena jalur utama ke zona tiga masih tertutup timbunan sampah setinggi kurang lebih 15 meter.

Longsor tersebut diduga terjadi akibat penumpukan sampah yang berlebihan (overload), intensitas hujan yang tinggi, serta terbatasnya alat berat yang tersedia untuk menangani kondisi darurat. Saat ini, hanya lima unit alat berat yang dikerahkan untuk mengevakuasi sampah dan membersihkan akses yang tertutup. Namun, jumlah ini belum cukup untuk mengatasi skala kerusakan dan beban pekerjaan di lapangan.

Akibatnya, proses pengangkutan sampah dari berbagai wilayah Kota Bekasi ke TPA Sumur Batu menjadi tersendat. Truk-truk pengangkut terpaksa menunggu lebih lama, sementara volume sampah di titik pengumpulan terus bertambah.

Opik, salah seorang sopir truk pengangkut sampah, mengungkapkan kekhawatirannya. Ia berharap pemerintah segera melakukan tindakan konkret untuk memperbaiki akses jalan ke zona tiga.

Baja juga:  Membludak, Pemkot Bekasi Dihimbau Tak Tumpuk Bantuan dan Segera Distribusikan Pada Korban Banjir

“Sudah lebih dari seminggu kami tidak bisa masuk ke zona tiga. Kami mohon agar longsoran ini cepat ditangani, dan jalannya diperbaiki. Harus dicor supaya tidak licin dan truk tidak tergelincir,” ungkap Opik, Kamis (22/5).

Menurutnya, kondisi jalan yang tidak memadai sangat membahayakan keselamatan para sopir. Selain itu, terganggunya distribusi sampah bisa memicu penumpukan di kawasan padat penduduk, yang berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan dan pencemaran lingkungan.

Menanggapi situasi ini, Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, menyatakan pihaknya telah menyiapkan langkah besar untuk merevolusi sistem pengelolaan sampah di TPA Sumur Batu. Ia mengatakan bahwa pemerintah kota akan menggulirkan dana sebesar Rp200 miliar untuk mengubah metode pengelolaan dari sistem open dumping menjadi sanitary landfill.

Metode sanitary landfill merupakan teknik pembuangan sampah yang lebih terkontrol dan ramah lingkungan. Dalam sistem ini, sampah ditimbun secara berlapis dan ditutup dengan tanah setiap hari untuk mengurangi bau, lalat, dan pencemaran tanah maupun air.

“Kami menyadari bahwa sistem yang selama ini digunakan sudah tidak lagi sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan kota. Karena itu, kami akan beralih ke sistem sanitary landfill yang lebih modern dan minim dampak lingkungan,” kata Tri Adhianto.

Baja juga:  Hasil Tes Urin Sopir Penabrak di GT Halim Negatif

Selain itu, Pemkot Bekasi juga berencana menjajaki pemanfaatan teknologi Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) untuk mendukung pengelolaan sampah jangka panjang yang lebih berkelanjutan. Teknologi ini tidak hanya membantu mengurangi timbunan sampah, tetapi juga menghasilkan energi listrik dari limbah yang dibakar secara terkendali.

“Kami ingin menjadikan TPA Sumur Batu sebagai contoh pengelolaan sampah yang baik dan modern di Indonesia. Harapannya, ini bisa menjadi solusi jangka panjang yang menyentuh aspek lingkungan, kesehatan, dan efisiensi energi,” tambahnya.

Meski rencana jangka panjang Pemkot Bekasi memberikan harapan baru, penanganan kondisi darurat akibat longsor tetap menjadi prioritas utama. Pembersihan akses dan perbaikan jalan harus segera dilakukan untuk mencegah krisis yang lebih luas. Sampah yang tidak tertangani dapat berdampak serius bagi kebersihan lingkungan dan kesehatan masyarakat, terutama di musim hujan seperti sekarang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *