V Edu

Miris, Kota Bekasi Kekurangan 1000 Tenaga Pendidik

250
×

Miris, Kota Bekasi Kekurangan 1000 Tenaga Pendidik

Sebarkan artikel ini

Venomena.id – Masa pensiun menjadi salah satu kendala bagi dunia pendidikan Kota Bekasi. Kondisi ini berimbas pada makin berkurangnya Tenaga Pendidik Guru terutama yang berstatus ASN.

“Tahun ini saja yang pensiun sekitar 380 orang guru baik SDN maupun SMPN, meskipun kemarin ada 550 P3K baru tapi tetap saja kita kekurangan guru masih di kisaran angka 1.380 an orang, ” ungkap Kabid PTK Wijayanti disela peringatan Hardiknas pada media, di Kota Bekasi, Selasa 7 Mei 2024.

Wijayanti menambahkan, ada beberapa upaya yang di lakukan untuk menambal kekurangan guru yang saat ini terjadi, diantaranya dengan bekerjasama pihak ke tiga yaitu perguruan tinggi baik Negri atau Swasta yang memang memiliki prodi keguruan.

Baja juga:  Gelar Festifal Budaya Rutin, Sekolah Islam Edu Prog Tampilkan Budaya Belanda dan Korea

“Saat ini kita sudah kerjasama dengan Universitas Negeri Jakarta (UNJ), dan beberapa kampus lain. Alhamdulillah kita di support oleh TAPD sehingga di harapkan ada honor . Sekian itu kita juga mengusulkan agar ada rekrutmen ASN atau P3K baru di luar dari yang saat ini eksisting atau menjadi TKK, ” jelasnya..

Dari hasil pemetaan, ungkap Wijayanti, kekurangan guru terbanyak di mata pelajaran, matematika, BK, Olahraga dan Seni Budaya selain kekurangan guru di tingkatan SD atau guru kelas.

“Saat ini ada beberapa sekolah yang masih dia sif, karena kekurangan ruangan dan guru. Ada juga sekolah yang mewajibkan gurunya mengajar lebih dari 24 jam dalam sepekan karena kekurangan jumlah guru di sekolah itu, ” urainya lagi.

Baja juga:  Playground ini Coba Asah Otak dan Gerak Badan Anak Anak Dengan Serangkaian Kegiatan

Meskipun saat ini Dinas Pendidikan Kota Bekasi masih kekurangan tenaga pendidik namun sebagai bagian dari Pendidikan di Kota Bekasi pihaknya optimis bahwa ke depan Pendidikan di Kota Patriot akan semakin baik.

“Saya menghimbau pada tenaga pendidik agar meningkatkan kapasitas melalui berbagai kegiatan. Selain terus melakukan pengawasan pada siswa agar tidak lagi terjadi adanya buillying atau tawuran yang berakibat fatal, ” tutupnya.

(rdk/rdk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *