Venomena.id – Gelaran pesta rakyat meriahkan puncak milad ke-38 Yayasan Waqaf Al Muhajirien Jakapermai, Kota Bekasi, Jawa Barat, Sabtu (12/8/2023).
Puluhan tenant yang menyajikan berbagai macam makanan dan camilan, tersedia secara cuma-cuma alias gratis. Tak ayal kegiatan tersebut diserbu oleh warga sekitar.
Selain bentuk rasa syukur, pihak yayasan juga ingin berkontribusi terhadap lingkungan sekitar, seperti yang sebelum-sebelumnya dilakukan.
“Alhamdulillah puncak milad hari ini terlaksana dengan baik dan meriah. Kita mengundang tenant-tenant dari karyawan dan warga kita. Dan yang datang makan kesini juga karyawan, guru-guru dan warga kita,” kata Ketua Yayasan Waqaf Al Muhajirien Jakapermai, M Syafiudin di lokasi.
Menurutnya, rangkaian milad yayasan sebelumnya diisi dengan berbagai kompetisi olahraga bagi karyawan, guru hingga siswa. Di antaranya voli, badminton, pingpong, futsal dan senam.
“ini semuanya untuk memberikan rasa syukur kita kepada Allah, sehingga kita memberikan kepada orang-orang yang membantu kita, salah satunya karyawan, guru,” ujarnya.
Selain itu juga ada bakti sosial berupa pembagian sembako, operasi katarak dan sunat massal gratis yang diikuti ratusan peserta.
Kegiatan baksos yang dilaksanakan rutin setiap tahun itu diakui Syafiudin sebagai bentuk kontribusi pihak yayasan terhadap warga sekitar.
Sementara Pembina Yayasan Waqaf Al Muhajirien Jakapermai, Ruslim mengatakan puncak milad yayasan hari ini sekaligus menyambut HUT kemerdekaan RI Ke-78.
Sebagai Yayasan Waqaf Al Muhajirien tertua di Kota Bekasi, Ruslim mengaku pihaknya selalu berbenah diri untuk meningkatkan kualitas dan pelayanan.
Karenanya momen ulang tahun kerap dijadikan sebagai ajang refleksi dan introspeksi untuk melihat sejauh mana kemajuan dan perkembangan yayasan.
“Kita harus selalu mawas diri. Apa kekurangan dan kelebihan kita. Kalau memang ada kekurangan, kita harus benahi, kalau ada kelebihan, biarin berjalan,” papar Ruslim.
“Kebetulan pengurus yayasan ini inovatif dan kreatif, seperti ketua kita. Baru dua tahun saya angkat, perkembangannya cukup pesat. Karena kan memang dilatari dengan beliau pengusaha, saya juga pengusaha, tapi kita selalu berinovasi terus,” ungkapnya.
Adapun inovasi yang terus digenjot pihak yayasan dalam hal pengajaran, yakni bagaimana memberikan kenyamanan bagi para siswa selama berlangsungnya proses KBM.
Dalam hal ini pihak yayasan menerapkan sistem digitalisasi yang mampu memberikan suasana belajar yang baru dan segar bagi siswa. Dengan begitu, diharapkan mampu menghilangkan kejenuhan siswa saat belajar.
“Karena bagaimanapun tidak harus monoton, sekolah, sekolah terus, tapi ini kan sudah mengejar kemajuan teknologi, IT itu sudah berkembang pesat. Makanya di kelas-kelas kita itu sudah pakai smart grade,” jelasnya.
Ruslim menyebutkan, pihaknya menjadi pioner penerapan digitalisasi di satuan pendidikan di Kota Bekasi. Melalui terobosan tersebut, pihaknya dinilai lebih unggul dibanding sekolah lainnya.
Hal ini, lanjutnya, dibuktikan dengan terus meningkatnya jumlah peserta didik yang mendaftar setiap tahun. Bahkan tahun ini disebutkan meningkat hingga 20-30 persen.
Hal ini, diakui Ruslim menunjukkan pentingnya bagi satuan pendidikan memberikan kenyamanan kepada siswa. Mulai dari sistem pembelajaran, tempat belajar, hingga tenaga pengajar yang tentunya harus saling sinkron.
“Kita balik sekarang cara berpikir kita, bagaimana siswa bisa senyaman mungkin supaya mereka sekolah. Makanya kalau kelasnya bagus, gurunya bagus, akhirnya kan males di rumah juga, kepengen sekolah terus. Nah inilah hal-hal yang mungkin belum dimiliki (sekolah) yang lain,” jelasnya.
Meski sekolah negeri masih menjadi pilihan utama kebanyakan masyarakat, namun Ruslim tak menampik minat ke sekolah swasta juga sedang mengalami peningkatan.
Kendati tak tahu pasti apa penyebab fenomena ini, namun Ruslim menduga hal tersebut dipicu berbagai faktor, yang utamanya menyangkut sistem pembelajaran.
“Menurut saya, sekolah ini kan tempat pendidikan ya, harus cara mengajar, servisnya, bagaimana sih anak didik kita merasa senang, enjoy, baik terhadap pelajaran, tempatnya, gurunya. Jadi sekarang tuh cara mendidik harus bagaimana kita ngikutin dia (siswa),” terangnya.
“Tentunya dievaluasi diri, apa sih sebenarnya, kan harus belajar dari pihak sekolah atau yayasan, harus introspeksi, apa sih kelemahan-kelemahan. Mungkin tidak menarik, SPP nya mahal. Atau SPP sudah mahal, tahu-tahu pelajarannya fasilitas segala macam serba kurang,” tandasnya.
(wks/tor)