V News

NPCI Kabupaten Bekasi Diduga Gelapkan Dana Atlet Disabilitas, Pengurus Usir dan Coret Atlet yang Bersuarakan Hak

261
×

NPCI Kabupaten Bekasi Diduga Gelapkan Dana Atlet Disabilitas, Pengurus Usir dan Coret Atlet yang Bersuarakan Hak

Sebarkan artikel ini

Venomena.id – Polemik tengah membelit kepengurusan National Paralympic Committee Indonesia (NPCI) Kabupaten Bekasi. Sejumlah atlet disabilitas berprestasi mengaku diusir secara mendadak dari mess tanpa surat resmi dan tanpa alasan yang jelas. Ironisnya, pengusiran ini terjadi setelah mereka berani menyuarakan hak-hak mereka, termasuk soal gaji yang belum dibayarkan selama dua bulan.

Dalam video berdurasi 53 detik yang viral di media sosial, terlihat momen pengusiran para atlet dari mess yang berada di wilayah Sukatani, Kabupaten Bekasi. Sejumlah atlet tampak kebingungan saat diminta keluar dari tempat tinggal mereka, yang selama ini menjadi fasilitas pembinaan oleh NPCI setempat.

“Kami hanya meminta hak kami sebagai atlet. Gaji dua bulan belum dibayar, uang makan tersendat, dan pembinaan pun tidak berjalan maksimal. Tapi kami justru diusir dan dicoret dari daftar atlet,” ujar Indah Permatasari, salah satu atlet angkat besi nasional yang pernah meraih tiga medali emas dan juga atlet atletik, Selasa (17/6).

Indah mengaku, sebelumnya ia bersama rekan-rekannya telah mengadu ke Komisi II DPRD Kabupaten Bekasi, menyampaikan keluhan atas ketidakjelasan nasib mereka. Namun usai menyampaikan aspirasi itu, para atlet justru menerima surat pemberhentian dari pembinaan tanpa ada dialog atau pemanggilan resmi.

Baja juga:  Wakil Ketua 1 DPRD Ini Ingatkan Pentingnya Perhatian Terhadap TKK Pemkot Bekasi

“Kami dianggap membangkang, dianggap berdemo. Padahal kami hanya menyampaikan keluhan kami secara baik-baik kepada anggota dewan. Tapi malamnya langsung ada surat pemberhentian. Tidak manusiawi,” lanjutnya.

Atlet lainnya, Bustomi, juga mengungkapkan keheranan atas sikap pengurus. Menurutnya, para atlet masih dipanggil dan dibina hingga bulan April 2025. Namun tiba-tiba nama-nama mereka tidak tercantum dalam Surat Keputusan (SK) pemanggilan bulan berikutnya, tanpa alasan yang jelas.

“Kami tidak pernah diberi tahu apa kesalahan kami. Kami hanya ingin bertanya, kenapa nama kami tidak ada di SK? Kenapa hak kami tidak dibayarkan? Tapi malah kami diintimidasi dan disuruh keluar,” kata Bustomi, atlet disabiltas angkat besi.

Lebih menyedihkan lagi, menurut kesaksian sejumlah atlet, ada intimidasi terhadap atlet lain yang ingin bersuara. Banyak dari mereka memilih diam karena takut dicoret dari daftar atlet NPCI Bekasi, padahal sebagian besar menggantungkan hidup dari tunjangan dan pembinaan tersebut.

“Kami ini bukan siapa-siapa. Kami para penyandang disabilitas yang berusaha mandiri dan berprestasi. Tapi kami malah diperlakukan seperti ini. Kami sudah mengharumkan nama Kabupaten Bekasi bahkan sampai ke tingkat nasional,” tutur seorang atlet lainnya yang juga korban pengusiran.

Baja juga:  Bursa Bacawalkot Bekasi Diikuti Sejumlah Mantan-Mantan

Kondisi ini mengundang perhatian masyarakat dan aktivis disabilitas, yang menilai tindakan pengurus NPCI Kabupaten Bekasi sebagai bentuk pelanggaran terhadap hak asasi penyandang disabilitas. Mereka meminta agar pemerintah daerah turun tangan, dan Inspektorat segera melakukan audit menyeluruh terhadap manajemen NPCI Kabupaten Bekasi.

“Pemerintah tidak boleh tutup mata. Ini bukan sekadar masalah administrasi, ini tentang keadilan dan martabat para atlet disabilitas yang telah membela nama daerah. Harus ada evaluasi total terhadap pengurus NPCI Bekasi,” kata seorang aktivis penyandang disabilitas yang tidak mau disebutkan namanya.

Para atlet berharap suara mereka tidak diabaikan. Mereka menuntut kejelasan status, pencairan hak-hak yang tertunda, dan penghentian segala bentuk intimidasi.

“Kami ingin keadilan. Kami ingin kembali fokus berlatih, mewakili Bekasi dengan bangga, bukan malah diperlakukan seperti beban oleh organisasi yang seharusnya membina dan mendukung kami,” pungkas Indah.

Kasus ini menjadi pukulan telak bagi dunia olahraga disabilitas di Kabupaten Bekasi. Jika tak segera ditangani dengan serius, dikhawatirkan akan berdampak pada prestasi dan mental para atlet, serta merusak citra NPCI secara keseluruhan di mata publik.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *