Venomena.id – Dosen di Fakultas Ilmu Komunikasi Ubhara Jaya, Novrian, angkat bicara terkait kasus kekerasan seksual yang diduga melibatkan seorang Ketua Parpol inisial S di Kota Bekasi.
Novrian menyarakan agar terduga pelaku yang kabarnya salah satu kontestan pilkada untuk muncul ke publik dan memberikan klarifikasi, jika memang tidak melakukan tindakan asusila.
Novrian menambahkan, situasi ini hanya akan menjadi kesimpangsiuran informasi terhadap berita dugaan pelecehan dan kekerasan seksual pada I-L (53) yang tidak ada klarifikasi dari pihak terduga pelaku ( S ) (Calon Wakil Walikota Bekasi).
“Penting memberikan klarifikasi kepada masyarakat sebagai bentuk kejelasan informasi ,karena informasi yang baik adalah jika ada sebuah informasi yang simpang siur harus di luruskan sehingga tidak terjadi prasangka di kalangan masyarakat,” jelasnya saat di hubungi media, Sabtu 23 November 2024.
Menurutnya jika memang dugaan kejadian itu benar adanya maka sebenarnya tidak ada pembenaran terhadap kekerasan seksual. Karena itu saat ini menjadi ranah aparat kepolisian untuk mengungkap kejadian sebenarnya dengan bukti yang ada.
“Tidak ada pembenaran terhadap kekerasan seksual. Dikala bukti lengkap harus di proses, oleh pihak kepolisian. Dan ini juga dapat menjadi pelajaran kedepan, apalagi sebagai pejabat publik harus punya etika dan memberikan contoh bagi masyarakat. Ini bukan contoh yang baik karena melanggar etika, moral ketika itu terjadi kekerasan seksual ,pemaksaan kaya gitu,” tambahnya.
Dirinya juga berharap agar pihak kepolisian segera mengungkap kasus tersebut, sehingga menjadi terang di masyarakat. Hal ini mengingat terduga adalah salah satu calon pejabat publik.
“Ya nanti biarkan saja saling lapor sebagai pembuktian nanti kita liat di persidangan karena kita kan belum liat fakta yang sesungguhnya ni. Biar proses di kepolisian yang membuktikan mana yang benar mana yang salah. Ada proses pembuktian, kalo ada rekaman itu bukti untuk di proses, salah satu bukti yang bisa di uji forensik kebenaran informasi terkait data, apa memang bener suara dia apa bukan gitu kan,” ujarnya lagi.
Menurutnya dengan salah satu bukti rekaman suara pihak kepolisian dapat melakukan penyelidikan secara forensik. Apalagi jika ada bukti – bukti lain yang mungkin di miliki oleh pihak IL (53).
“Suara itu bisa jadi bukti, jika ada unsur pemaksaan dan kekerasan, karena kekerasan bukan hanya fisik saja herbal juga masuk pelecehan juga. Saya melihat masyarakat Kota Bekasi harus cerdas dalam memilih pemimpin,” tambah Novrian.
Menghadapi Pilkada Kota Bekasi menurutnya Warga masyarakat harus jeli melihat calon pemimpin kedepan harus yang berakhlak karena akan menjadi contoh bagi masyarakat. Sementara terkait dugaan kasus kekerasan seksual warga masyarakat dapat menunggu hasil dari kepolisian.
” Pilih pemimpin yang baik, pemimpin yang berakhlak karena menjadi contoh rakyatnya. Terkait kasus ini Kita tunggu proses hukumnya, yang penting jika kita menjadi pejabat publik harus bisa memberikan contoh pada masyarakatnya,” tutupnya.
(rdk/rdk)