Venomena.id – Hutang Indonesia di tahun 2025 disorot Bank Dunia lantaran terjadi lonjakan yang berimbas pada ancaman terjadinya defisit keuangan negara.
Untuk menutup defisit, pemerintah terus menerbitkan surat berharga negara (SBN), yang menambah beban utang dan bunga yang harus dibayar, tahun ini saja mencapai Rp1.352 triliun atau 37 persen dari APBN 2025.
Dilansir dari sejumlah sumber, Rabu 30 April 2025, dari pantauan Bank Dunia, ada lonjakan rasio utang pemerintah Indonesia terhadap PDB yang diproyeksikan mencapai 40,1 persen pada 2025 dan terus naik hingga 41,4 persen pada 2027.
Kondisi ini memperlihatkan situasi yang melampaui target RPJMN 2025-2029 yang hanya 39,15 persen.
Naiknya hutang disebabkan oleh tingginya kebutuhan dana untuk membiayai program-program prioritas pemerintah, yang berisiko membuat defisit fiskal melonjak ke angka 2,7 persen dari PDB, mendekati batas maksimum 3 persen sesuai UU Keuangan Negara.
Sementara, hasil yang diterima oleh negara dari pajak justru melemah. Hingga
Dari data penerimaan pada Maret 2025, pajak masuk baru mencapai Rp322,6 triliun atau 14,7 persen dari target APBN, turun drastis 18,1 persen dibandingkan Maret 2024.
Kondisi menurunnya pajak masuk semakin menekan kemampuan fiskal negara dan memperkuat ketergantungan terhadap utang, memberikan tantangan berat bagi pemerintahan mendatang dalam menjaga stabilitas fiskal dan mencegah krisis utang jangka panjang.
(rdk/rdk)