Venomena.id – Komisioner KPUD DKI Jakarta, DW diduga terlibat dalam kecurangan pemilu. Hal ini diungkap oleh Rudy Darmawanto, koordinator saksi dari partai Golkar yang mengungkapkan dugaan permainan dan manipulasi suara di Jakarta Selatan dan Jakarta Timur.
Rudy menyampaikan adanya persekongkolan jahat oleh penyelenggara, di mana beberapa wilayah tidak mengadakan Pemutakhiran Data Pemilih (PSU) meskipun terdapat bukti KTP orang luar yang masuk ke dalam Tempat Pemungutan Suara (TPS) dan mendapatkan lebih dari satu surat suara.
“Salah satu contoh kasus terjadi di Pesanggrahan, khususnya di Petukangan Utara, di mana TPS 156 sampai 159 dilaporkan mengalami mutasi orang yang mendapatkan 4 surat suara,” tegas Rudy dalam penjelasannya pada wartawan, di Jakarta, Sabtu 9 Maret 2024.
Rudy Darmawanto juga menyoroti keterlibatan DW, sebagai komisioner KPUD DKI Jakarta dalam dugaan manipulasi dan kecurangan.
“DW juga terlibat dalam persoalan di PPK dan PPS di wilayah Kebayoran Lama, Kebayoran Baru, Pesanggrahan, dan beberapa tempat lainnya,” tambah Rudy.
Untuk itu, Rudy menekankan pentingnya perhatian dari Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) dan Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) terhadap pengungkapan kasus ini.
Dirinya berkomitmen untuk memberikan bukti-bukti sebagai saksi fakta terhadap keterlibatan oknum komisioner KPUD DKI Jakarta dan PPK di Jakarta Selatan maupun di Jakarta Timur.
“Keterlibatan DW dalam dugaan manipulasi suara menjadi perhatian serius dalam menjaga integritas dan keadilan dalam proses pemilihan umum (Pemilu),” ungkapnya lagi.
Terkait situasi ini Rudy Darmawanto bertekad menjadi saksi fakta untuk dapat memberikan kejelasan dan keadilan dalam menangani masalah ini. Ia menambahkan bahwa pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses pemilihan umum, serta perlunya tindakan tegas terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam pelanggaran demokrasi dan hak konstitusi warga negara.
“Masalah ini perlu diselesaikan dengan serius untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap sistem demokrasi di Indonesia, terutama menjelang pemilihan umum berikutnya”.tutup Rudy.
(rdk/rdk)