V News

Tak Jauh dari Ibu Kota Negara, Masih Banyak Warga Bekasi Tempati Rutilahu

470
×

Tak Jauh dari Ibu Kota Negara, Masih Banyak Warga Bekasi Tempati Rutilahu

Sebarkan artikel ini

Venomena.id – Miris warga yang tinggal tak jauh dari Ibu Kota Negara masih menempati rumah kategori tidak layak huni. Warga ini tinggal di wilayah Rw 02 Kelurahan Jatisampurna, Kecamatan Jatisampurna, Kota Bekasi, Jawa Barat.

Jubaedah (41) janda tiga anak ini hanya bekerja sebagai buruh cuci pakaian, untuk menambah penghasilan, ia juga bekerja kepada pedagang nasi uduk di Pasar Kranggan.

Rumah yang ditempati Jubaedah kondisinya hanya berbilik bambu. Meski pada 2019 pernah di tinjau oleh aparatur kelurahan yaitu Lurah Jatisampurna dan masuk dalam kategori Rumah Tidak Layak Huni (Rutilahu). Mirisnya lagi, wilayah Jubaedah merupakan kawasan yang dikelilingi oleh perumahan perumahan elit di sekitaran Cibubur.

Baja juga:  Ulama se Bekasi Barat Tau Pemimpin Yang Bersih, Sepakat Deklarasi Dukung Tri Adhianto

Selain berbilik bambu, saat memasuki rumah Jubaedah terlihat berantakan, dan tak memiliki kamar mandi bahkan sanitasi. Jubaedah telah tinggal dirumah tersebut selama 20 tahun.

Melihat kondisi rumah sudah sangat meresahkan. Hal ini lantaran bambu penahan atap genteng rapuh dan terlihat banyak patah. Dan saat hujan dipastikan bocor.

“Selama saya menempati rumah ini pemberian dari keluarga saya sama sekali belum mendapatkan bantuan perbaikan rumah. Dulu akhir tahun 2019 sempat ada lurah datang kesini untuk lihat rumah ini dan katanya akan dapat bantuan perbaikan rumah, namun karna 2020 ada wabah Covid akhirnya tertunda, RT RW juga uda beberapa meninjau namun belum ada kabar lagi,” ungkap Jubaedah saat ditemui di kediamannya, Rabu 11 September 2023.

Baja juga:  Wow, PSK di Belgia Kini Terlindungi UU Resmi Bisa Tolak Tamu

Jubaidah menegaskan, segala bantuan sosial baik dari pusat maupun pemerintah daerah setempat hanya pada saat terjadi pandemi Covid-19 beberapa waktu lalu selama satu tahun sebanyak 6 kali.

“Kalau bantuan sembako cuma pada wabah Covid saja itu pun sebanyak 6 kali dalam setahun yang saya terima. Setelah itu untuk bantuan lainnya disaat ini seperti bantuan beras dan BLT sama sekali tidak pernah saya terima,” ungkapnya.

Sosok Jubaedah ternyata tidak masuk dalam daftar penerima bantuan Program Keluarga Harapan (PKH) dan ketiga anaknya dalam menempuh pendidikan juga tidak maksimal mendapatkan program bantuan Pendidikan Gratis.

(rdk/rdk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *