Venoemena.id – Hari ini, Selasa (20/5), layanan transportasi online di sejumlah kota, termasuk Bekasi, diprediksi akan terganggu menyusul aksi mogok massal yang dilakukan para pengemudi ojek online (ojol). Menyikapi kondisi ini, Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bekasi mengajak masyarakat untuk beralih ke moda transportasi umum sebagai alternatif selama aksi berlangsung.
Kepala Dishub Kota Bekasi, Zeno Bachtiar, menyampaikan bahwa sejumlah moda transportasi massal tersedia dan siap melayani mobilitas warga. Menurutnya, Bekasi cukup beruntung karena memiliki akses ke berbagai moda, mulai dari Transjabodetabek, BISKITA, LRT Jabodebek, hingga KRL Commuter Line yang menjangkau banyak titik penting.
“Gunakan moda transportasi massal yang sudah disediakan pemerintah untuk mendukung mobilitas harian. Di Kota Bekasi, kita punya Transjabodetabek, BISKITA, dan akses ke KRL serta LRT yang bisa diandalkan,” ujar Zeno, Selasa (20/5).
Zeno juga menekankan pentingnya kesiapan masyarakat dalam menghadapi situasi semacam ini. Ia menyarankan agar warga mengevaluasi kembali rencana perjalanan mereka, terutama bagi yang biasanya bergantung pada layanan ojol untuk aktivitas sehari-hari.
“Kalau perjalanan itu penting dan sudah dijadwalkan, silakan tetap dilakukan dengan menggunakan alternatif transportasi yang ada. Tapi kalau bisa ditunda atau dijadwalkan ulang, sebaiknya disesuaikan saja. Hal ini penting agar tidak menambah kepadatan di titik-titik tertentu,” jelasnya.
Dishub Kota Bekasi juga telah melakukan koordinasi dengan berbagai penyedia layanan transportasi umum untuk memastikan operasional berjalan optimal hari ini. Pihaknya mengklaim sudah menyiapkan penguatan layanan pada rute-rute yang berpotensi mengalami lonjakan penumpang akibat aksi mogok driver ojol.
“Kami sudah berkoordinasi agar kapasitas armada transportasi massal ditingkatkan sementara waktu, terutama di jam-jam sibuk. Tujuannya supaya masyarakat tetap bisa beraktivitas dengan nyaman tanpa terlalu bergantung pada transportasi online,” tambah Zeno.
Selain itu, Dishub mengimbau masyarakat untuk menggunakan aplikasi informasi transportasi dan jadwal perjalanan, agar bisa merencanakan rute dengan lebih efisien.
Ia menyarankan warga untuk datang lebih awal ke halte atau stasiun untuk mengantisipasi antrian yang mungkin terjadi. Bahwa aksi para driver ojol adalah bentuk aspirasi yang sah, dan diharapkan berlangsung dengan tertib, tambahnya.
“Kami menghormati hak para pengemudi untuk menyampaikan aspirasi. Tapi kami juga bertanggung jawab memastikan masyarakat tetap dapat bergerak dan beraktivitas seperti biasa,” ujarnya.
Aksi offbid ojol ini dipicu oleh tuntutan para pengemudi terhadap perusahaan aplikasi agar menurunkan potongan biaya sewa aplikasi dan menerapkan regulasi tarif sesuai ketentuan pemerintah. Dengan adanya aksi ini, sejumlah layanan ojol kemungkinan besar tidak dapat diakses selama sehari penuh.
Masyarakat pun diminta untuk tetap tenang dan bijak dalam menyikapi situasi ini. Pemanfaatan transportasi massal dinilai sebagai solusi terbaik dalam menjaga kelancaran aktivitas warga, sekaligus mendukung upaya pengurangan kemacetan dan polusi udara di perkotaan.